BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Tubuh kita sepenjang waktu terpapar dengan bakteri,
virus, jamur, dan parasit, semuanya terjadi secara normal dan dalam berbagai
tingkatan pada kulit, mulut, jalan nafas, dan saluran cerna. Banyak dari agen
infeksius ini mampu menyebabkan kelainan fungsi fisiologi yang serius atau
bahkan kematian bila agen ini masuk lebih jauh.
Leukosit adalah sel darah yang berfungsi untuk melindungi
tubuh dari infeksi. Bagian-bagian dari leukosit adalah monosit, limfosit,
eusinofil,basofil dan netrofil.
Leukopenia adalah keadaan bila sum-sum tulang memproduksi
sangat sedikit sel darah putih, sehingga tubuh tidak terlindung terhadap
bakteri dan agen lain yang mungkin masuk menginvasi jaringan. (Guyton and Hall,
2007)
B.
TUJUAN
1. Tujuan
Umum
Untuk memperoleh gambaran yang nyata
tentang konsep penyakit leukopenia.
2.
Tujuan
Khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan makalah
ini adalah untuk mendapatkan gambaran penyakit leukopenia secara mengkhusus
mulai dari definisi, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan
penunjang, penatalaksanaan dan komplikasi.
BAB II
KONSEP DASAR
A.
DEFINISI
Leukopenia berasal dari kata leukosit yang ditambah
dengan akhiran penia (dalam bahasa Yunani, penia berarti
kemiskinan). Jadi leukopenia adalah suatu keadaan berkurangnya jumlah leukosit
dalam darah, yaitu kurang dari atau sama dengan 5000 / mm3.
(Dorland,1994)
Leukopenia adalah kondisi klinis yang terjadi bila
sumsum tulang memproduksi sangat sedikit sel darah putih sehingga tubuh tidak
terlindung terhadap banyak bakteri dan agen-agen lain yang mungkin masuk
mengenai jaringan. (Guyton, 2008)
Leukopenia adalah keadaan bila sum-sum tulang memproduksi
sangat sedikit sel darah putih, sehingga tubuh tidak terlindung terhadap
bakteri dan agen lain yang mungkin masuk menginvasi jaringan. (Guyton and Hall,
2007)
B.
ETIOLOGI
Menurut Elizabeth J. Corwin dalam bukunya yang
berjudulBuku Saku Patofisiologi Corwin, leukopenia dapat disebabkan berbagai
kondisi, termasuk stress berkepanjangan, infeksi virus, penyakit atau kerusakan
sum-sum tulang, radiasi atau kemoterapi. Penyakit sistemik yang parah misalnya
lupus eritematosus, penyakit tiroid, dan sindrom cushing juga dapat menyebabkan
penurunan jumlah sel darah putih. Leukopenia ini dapat menyebabkan individu
menjadi rentan terhadap infeksi.
Penyebab
leukopenia dikhususkan ke dalam jenis-jenisnya, yaitu:
1. Neutropenia,
penyebabnya : infeksi virus, campak,demam thypoid toksin, rickettsia dari
tifus, faktor fisik (radiasi pengion), obat-obatan (sulfanilamides, barbiturat,
cytostaties), bensol, kekurangan vitamin B12, asam folat, anafilaksis shock,
hypersplenism, juga karena kelainan genetik.
2. Eosinopenia,
penyebabnya : meningkatnya kadar stres, syndrom Cushing, kortikosteroid,
penyakit menular, corticotrophin dan kortison.
3. Limfopenia,
penyebabnya : karena faktor keturunan dan immunodeficiency, stres, radiasi
penyakit, tuberkulosis militer.
4. Monocytopenia,
penyebabnya : batang myeloid tertekan ditembak dari sumsum tulang
hemopoiesis (misalnya, dalam penyakit radiasi, kondisi septik parah, dan
agranulocytosis).
C.
MANIFESTASI
KLINIS
Indikator
yang paling umum dari leukopenia adalah neutropenia (pengurangan jumlah
neutrofil dalam leukosit). Jumlah neutrofil juga dapat menjadi indikator yang
paling umum dari risiko infeksi. Jika leukopenia ringan, orang tidak akan
menunjukkan gejala apapun, hanya dalam kasus yang berat gejala mulai muncul.
Jika
leukopenia telah masuk ke tahap berat, gejala klinis yang biasa muncul :
1. Anemia,
yaitu penurunan jumlah sel darah merah dan hemoglobin
2. Menorrhaggia,
yaitu perdarahan yang berat dan berkepanjangan saat periode menstruasi
3. Metrorrhaggia,
yaitu perdarahan dari rahim, tetapi bukan karena menstruasi dan hal ini
merupakan indikasi dari beberapa infeksi
4. Neurasthenia,
yaitu kondisi yang ditandai oleh kelelahan, sakit kepala, dan mengganggu
keseimbangan emosional.
5. Trombositopenia,
yaitu penurunan jumlah trombosit yang abnormal dalam darah.
6. Stomatitis,
yaitu suatu peradangan pada lapisan mukosa struktur di dalam mulut, seperti
pipi, gusi, lidah, bibir, dan lain-lain.
7. Pneumonia,
yaitu peradangan yang terjadi di paru-paru karena kongesti virus atau bakteri.
8. Abses
hati, yaitu jenis infeksi bakteri yang terdapat dalam hati. Hal ini relative
jarang terjadi tetapi fatal akibatnya jika tidak ditangani.
9. Kelelahan,
sakit kepala, dan demam adalah gejala yang sering terjadi. Selain itu pasien
juga mengalamihot flashes, rentan terhadap berbagai infeksi, ulkus
oral, dan mudah marah
E.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Penyakit hematologis sering merupakan gangguan yang
menyerang banyak sistem (multisistem) dan berbagai macam pemeriksaan penunjang sering kali diperlukan untuk
menentukan luas dan stadium penyakit. Contoh pemeriksaan tersebut antara lain :
1.
Pemeriksaan
sel darah lengkap (CBC)
2.
B M P (Bone Marrow Puncture)
BMP adalah sebuah proses
pemeriksaan sumsum tulang belakang dengan cara mengambil sedikit sampel massa
dari sumsum tulang belakang, biasanya dilkukan untuk pasien yang terindikasi
menderita leukimia, untuk diperiksa apakah dalam sumsum tulang tersebut terdapat
sel sel kanker atau tidak. Tapi tak hanya sampai disitu, pemeriksaan sampel
sumsum tulang juga memeriksa secara teliti baik jumlah maupun komponen komponen
yang terdapat didalamnya hingga dapat diketahui dengan lebih akurat jika
terdapat kelainan sedikit saja pada struktur penyusun sumsum tulang belakang.
3.
Pemeriksaan
smear darah tepi untuk menunjukkan penurunan yang ditandai atau tidak adanya
neutrofil.
F.
PENATALAKSANAAN
Beberpa penatalaksanaan pada
leukopenia, antara lain:
1. Steroid dan
vitamin yang diresepkan oleh dokter untuk mengaktifkan sumsum tulang untuk
menghasilkan lebih banyak sel darah putih.
2. Beberapa
terapi seperti terapi sitokin dan kemoterapi digunakan untuk pengobatan
leukopenia.
G.
KOMPLIKASI
Beberapa
komplikasi yang mungkin muncul pada pasien dengan leukopenia, antara lain:
1. Leukimia
3. Pneumonitis
4. TBC
5. Influenza
6. HIV/AIDS
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A.
PENGKAJIAN
KEPERAWATAN
1. Data
Subjektif
·
Pasien mengeluh lesu
·
Pasien mengeluh lemas
·
Pasien mengeluh pusing
·
Pasien merasa gelisah
·
Pasien mengatakan tidak nafsu makan
2. Data
Objektif
·
Wajah pasien terlihat pucat, bibir berwarna putih
·
Pasien terlihat tidak bergairah dan aktivitas menurun
·
Wajah pasien meringis kesakitan
·
Wajah pasien terlihat cemas
·
Pasien terlihat tidak nafsu makan
B.
ANALISA
DATA
Analisa
Data
|
Etiologi
|
Problem
|
DS :
Pasien mengeluh lemas
DO :
Pasien terlihat tidak bergairah dan aktivitas
menurun
|
Kelemahan tubuh
|
Intoleran Aktivitas
|
DS :
Pasien mengatakan mudah sakit
DO :
Pasien terlihat sakit influenza
|
Leukopenia
|
Resiko Infeksi
|
C.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan
leukopenia antara lain :
1. Kecemasan
berhubungan dengan stress
2. Kelemahan
berhubungan dengan proses penyakit
3. Intoleran
aktivitas berhubungan dengan kelemahan tubuh
4. Resiko
Infeksi berhubungan dengan Leukopenia
C.
INTERVENSI
KEPERAWATAN
Beberapa intervensi yang
muncul dengan beberapa diagnosa di atas :
Diagnosa
Keperawatan
|
Tujuan
dan Kriteria Hasil
|
Intervensi
Keperawatan
|
Intoleran
aktivitas b/d kelemahan fisik
|
Tujuan :
Pasien mengatakan bisa
beraktivitas secara normal
Kriteria Hasil :
a.
Pernafasan dengan aktivitas : 5
b.
Saturasi oksigen dengan aktivitas : 5
c.
Pasien tidak mengeluh sesak : 5
d.
Tekanan darah dengan aktivitas : 5
|
1. Kolaborasi
dengan fisioterapi untuk melakukan program aktivitas
2. Anjurkan
pasien untuk membantu pasien beraktivitas
3. Observasi
aktivitas pasien
4. Monitor
respon fisik terhadap aktifitas.
5. Bantu
pasien untuk memilih aktivitas sesuai kemampuan fisik
6. Kontrol
lingkungan agar pasien aman dan nyaman saat beraktivitas
|
Resiko
Infeksi b/d Leukopenia
|
Tujuan :
Pasien tidak mudah
terinfeksi virus dan bakteri
Kriteria Hasil :
a.
Klien bebas dari tanda dan gejala
infeksi : 5
b.
Jumlah leukosit pasien dalam batas
normal (4500-11000) : 5
c.
Status imun pasien dalam keadaan
normal : 5
|
1. Batasi
jumlah pengunjung bila perlu
2. Ajarkan pasien dan keluarga mengenai tanda
dan gejala infeksi
3. Ajarkan
pasien dan keluarga pencegahan infeksi
4. Ajarkan
pasien cuci tangan yang benar
5. Instruksikan
untuk menggunakan sabun saat mencuci tangan
|
D.
IMPLEMENTASIKEPERAWATAN
Diagnosa
Keperawatan
|
Implementasi
Keperawatan
|
Intoleran
aktivitas b/d kelemahan fisik
|
1. Berkolaborasi
dengan fisioterapi untuk melakukan program aktivitas
2. Menganjurkan
pasien untuk membantu pasien beraktivitas seperti saat pasien ingin makan
atau ke kamar mandi
3. Mengobservasi
aktivitas pasien
4. Memonitor
respon fisik terhadap aktifitas.
5. Membantu
pasien untuk memilih aktivitas sesuai kemampuan fisik, apabila pasien masih
lemas bantu pasien untuk mobilisasi di tempat tidur seperti duduk.
6. Mengontrol
lingkungan agar pasien aman dan nyaman saat beraktivitas
|
Resiko
Infeksi b/d Leukopenia
|
1. Membatasi
jumlah pengunjung bila perlu untuk mencegah penularan infeksi
2. Mengajarkan
pasien dan keluarga mengenai tanda dan gejala infeksi
3. Mengajarkan
pasien dan keluarga pencegahan infeksi, dengan mencuci tangan yang baik dan
benar
4. Mengajarkan
pasien cuci tangan yang benar
5. Menginstruksikan
untuk menggunakan sabun saat mencuci tangan untuk mencegah penularan infeksi
ke orang lain.
|
E.
EVALUASI
KEPERAWATAN
Diagnosa
Keperawatan
|
Evaluasi
|
|
S : Pasien tidak mengeluh nyeri
O :
TD : 120/80 mmhg
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36°C
A : Masalah Teratasi
P : Hentikan Intervensi
|
Intoleran aktivitas b/d kelemahan fisik
|
S : Pasien bisa beraktivitas dengan normal
O :
TD : 120/80 mmhg
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36°C
A : Masalah Teratasi
P : Hentikan Intervensi
|
BAB IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Leukopenia
adalah keadaan bila sum-sum tulang memproduksi sangat sedikit sel darah putih,
sehingga tubuh tidak terlindung terhadap bakteri dan agen lain yang mungkin
masuk menginvasi jaringan. (Guyton and Hall, 2007). Menurut Elizabeth J. Corwin dalam bukunya yang berjudulBuku Saku
Patofisiologi Corwin, leukopenia dapat disebabkan berbagai kondisi, termasuk
stress berkepanjangan, infeksi virus, penyakit atau kerusakan sum-sum tulang,
radiasi atau kemoterapi.
Indikator
yang paling umum dari leukopenia adalah neutropenia (pengurangan jumlah
neutrofil dalam leukosit). Jumlah neutrofil juga dapat menjadi indikator yang
paling umum dari risiko infeksi. Jika leukopenia ringan, orang tidak akan
menunjukkan gejala apapun, hanya dalam kasus yang berat gejala mulai muncul. Penyakit
hematologis sering merupakan gangguan yang menyerang banyak sistem
(multisistem) dan berbagai macam pemeriksaan penunjang sering kali diperlukan untuk menentukan luas dan stadium
penyakit.
B.
SARAN
Kita sebagai perawat yang baik harus bisa
memahami tentang penyakit leukopenia dan mengetahui tentang asuhan keperawatan
pada pasien leukopenia .
Agar kita bisa menjadi perawat yang profesional dalam melaksanakan tugas-tugas
keperawatan dan upaya
profesi yang kita dapatkan bisa menjadi semakin maju dan lebih berkembang
terutama ke-profesionalan kerja kita.
Daftar
Pustaka
Guyton dan
Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Suddart,
& Brunner. 2002. Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Herdman,
T.H. 2012. NANDA International Nursing Diagnosis : Definition and
Classification, 2012-2014. Oxford : Willey-Blackwell
Herdman,
T.H. 2012. NOC Nursing Outcome Classification: Definition and Classification,
2012-2014. Oxford : Willey-Blackwell
Herdman,
T.H. 2012. NIC Nursing Intervention Classification : Definition and
Classification, 2012-2014. Oxford : Willey-Blackwell
Atul Mehta
dan Victor Hoffbrand. 2006. At a Glance Hematologi. Edisi 2. Jakarta : Penerbit
Erlangga
My Top Picks for the Best Ridge Titanium Wallet - iTanium
BalasHapusThe Ridge Titanium titanium bracelet Wallet is an inexpensive way to add funds titanium wok to your bank account. is titanium lighter than aluminum It's a very หารายได้เสริม versatile citizen titanium dive watch wallet that's safe, friendly,