BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Bagi banyak wanita, pada trimester 2 inilah banyak
terjadi perubahan dalam dirinya. Mual - muntah di pagi hari mulai hilang, rasa
malas dan lemas tidak lagi dirasakan. Kesimpulannya, banyak yang merasakan
dirinya kembali sehat pada trimester 2 ini.
Periode ini sering disebut periode sehat (radian
health) ibu sudah bebas dari ketidaknyamanan. Selama periode ini wanita sudah
mengharapkan bayi. Ibu menyadari bahwa bayinya adalah individu yang terpisah
dari dirinya oleh karena itu sekarang ia lebih fokus memperhatikan bayinya. Ibu
sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi dan pikirannya
secara lebih konstruktif. Sebelum adanya gerakan janin ia berusaha terlihat
sebagai ibu yang baik, dan dengan adanya gerakan janin ia menyadari
identitasnya sebagai ibu. Hal ini menimbulkan perubahan yang baik seperti
kontak sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya, adanya gelar calon ibu
baru, ketertarikannya pada kehamilan dan persalinan serta persiapan untuk
menjadi peran baru.
1.2 TUJUAN
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui segala perubahan – perubahan yang
terjadi pada ibu hamil trimester II, serta masalah dan penanganan apa saja yang
dapat dilakukan pada ibu hamil trimester II.
b. Tujuan Khusus
·
Untuk
mengetahui perubahan pada ibu hamil trimester II
·
Untuk
mengetahui permasalahan yang muncul pada ibu hamil trimester II
·
Untuk
mengetahui penanganan masalah yang
muncul pada ibu hamil trimester II
BAB
II
KONSEP
DASAR
2.1 PERUBAHAN
YANG TERJADI PADA IBU HAMIL TRIMESTER II
Janin
pada trimester II ini memiliki panjang dari kepala ke bokong sekitar 65 – 78 mm
dan beratnya antara 13 – 20 gram, seukuran buah peach. Memasuki trimester
kedua, plasenta sudah berkembang sempurna dan memberikan oksigen, nutrisi,
serta membuang produk sisa janin. Plasenta juga memproduksi hormon progesteron
dan estrogen untuk menjaga kehamilan. Kelopak mata bayi sudah terbentuk untuk
melindungi mata janin selama perkembangan. Janin Ibu dapat memasukkan ibu
jarinya ke dalam mulut meskipus refleks menghisap janin belum sempurna. Usus
janin sudah berada di dalam rongga perutnya saati ini. Pita suara dan laring
janin sudah sempurna terbentuk, namun tentu saja Ibu masih belum bisa mendengar
suaranya karenan janin masih belum dapat mengeluarkan suara. Pusat penulangan
primer terdapat di semua tulang panjang anggota badan menjelang perkembangan
minggu ke-14.
Sidik
jari sebagai indentitas individu sudah terbentuk di jari janin. Perkembangan
tubuhnya sudah mulai meningkat seiring perkembangan kepala janin (yang
berukuran 1/3 dari seluruh tubuh). Bila janin Ibu perempuan, dia sekarang
memiliki hampir 2 juta telur di indung telurnya. Rambut halus yang disebut
dengan lanugo akan meliputi seluruh tubuh janin minggu ini.
Pada
trimester 2 inilah banyak terjadi perubahan dalam diri ibu hamil. Mual - muntah
di pagi hari mulai hilang, rasa malas dan lemas tidak lagi dirasakan.
Kesimpulannya, banyak yang merasakan dirinya kembali sehat pada trimester 2
ini. Napsu makan mulai kembali, bahkan mungkin menjadi lebih banyak dari
sebelumnya. Namun ada banyak juga wanita hamil yang pada trimester 2 ini mulai
sering merasakan nyeri lambung (sakit mag).
Walaupun
saat ini ukuran janin hanya beberapa centimeter (masih sangat kecil), namun
perut ibu mulai bertambah besar. Kelenjar susu pada payudara ibu mulai bekerja
untuk produksi susu. Pada trimester inilah, payudara ibu mulai memproduksi
cairan kekuningan yang kaya nutrisi untuk bayi, yang disebut dengan kolostrum.
Kolostrum akan menjadi makanan pertama begitu bayi lahir hingga beberapa hari
setelahnya.
Sekarang
janin sudah mulai bergerak dan menendang, namun ibu belum dapat merasakannya.
Ukuran kepala janin yang semula jauh lebih besar dari tubuhnya, sekarang mulai
mengecil dan menjadi lebih proporsional. Saat ini janin memiliki rambut tipis
dan halus, tumbuh di seluruh tubuhnya yang disebut dengan lanugo. Ginjal janin dan saluran kemih mulai memproduksi air kemih
yang kemudian dikeluarkan ke air ketuban. Sel - sel darah merah pun mulai diproduksi.
Minggu
ke-15, ukuran janin kurang lebih 10-13cm dengan berat sekitar 200 gram.
Walaupun kelopak matanya masih menutup, namun ia mulai sensitif terhadap sinar
yang dapat tertangkap oleh matanya. Terkadang, dokter kandungan sudah dapat
melihat jenis kelamin janin melalui USG saat ibu melakukan kunjungan di minggu
ke 15 atau 16 ini.
Antara
minggu ke 16 dan 20, janin mulai dapat mendengar suara dari luar rahim ibunya,
bahkan dapat mengenali suara ibunya sendiri. Wajahnya pun sudah dapat melakukan
bermacam - macam ekspresi seperti meringis, merengut, tersenyum, dan lain -
lain. Kepalanya mulai tumbuh rambut, tengkorak-nya pun mulai mengeras, dan
jutaan syaraf kecil pada otaknya mulai memerintahkan otot untuk bergerak. Organ
reproduksi-nya mulai terlihat jelas. Di akhir minggu ke 19 atau 20, ibu mulai
dapat merasakan tendangan kecil pada dinding rahim.
Beberapa
wanita hamil terlihat lebih cerah dan “bersinar”. Hal ini mungkin disebabkan
oleh meningkatnya aliran darah ke wajah ibu. Banyak pula ibu hamil yang pada
perut bagian bawahnya timbul garis - garis hitam. Garis - garis hitam ini
timbul karena adanya peningkatan pada pigmen kulit atau melanin, yang biasanya akan hilang setelah melahirkan. Pada beberapa wanita juga akan
timbul stretchmark yang biasanya juga
akan hilang setelah melahirkan.
Pada
minggu ke-20, panjang janin sekitar 15 - 17cm, dengan berat hampir 1kg. Sistem
pencernaannya mulai berfungsi lebih banyak dan memproduksi mekonium. Tubuhnya diselimuti dengan semacam cairan kental berwarna
putih yang disebut vernix caseosa,
dimana cairan ini berguna untuk melindungi kulitnya dari air ketuban di dalam
rahim ibu.
Untuk
melatih sistem pencernaan dan paru - parunya, janin mulai dapat menelan dan
“menghirup” air ketuban. Paru - parunya akan memproduksi suatu zat yang disebut
surfactant, dimana zat ini akan
membuat kantung udara dalam paru - parunya mengembang begitu ia dilahirkan ke
dunia.
Saat
ini, kemungkinan besar wajah ibu hamil akan timbul jerawat, karena kulitnya
memproduksi minyak lebih banyak. Pada beberapa kasus juga timbul varises pada
kaki ibu. Perubahan lain yang dialami ibu hamil saat ini adalah payudara yang
semakin membesar, perubahan warna kulit, sakit mag, dan kesulitan buang air
besar.
Minggu
27 adalah minggu terakhir dari trimester kedua. Saat ini, janin telah tumbuh
hingga 35cm dengan berat sekitar 1kg. Tubuhnya sudah terlihat seperti bayi yang
baru lahir. Jika terpaksa dilahirkan pada masa ini, ia sudah mempunyai
kemungkinan untuk hidup walaupun akan menghadapi banyak masalah bersangkutan
dengan kesehatannya.
2.2 Tanda
bahaya pada ibu hamil
a)
Pengertian Tanda Bahaya Pada Ibu Hamil
Tanda bahaya pada ibu hamil adalah adanya tanda atau gejala yang
menunjukkan ibu atau bayi yang dikandungnya dalam keadaan bahaya.
b)
Tanda bahaya pada ibu hamil
·
Ibu tidak mau
makan dan muntah terus menerus
·
Berat badan
ibu hamil tidak naik, sejak kehamilan 4 bulan
·
Perdarahan
melalui jalan lahir pada kehamilan
·
Tekanan darah
naik
·
Tangan, kaki,
wajah bengkak
·
Pusing
diikuti kejang
·
Gerakan janin
berkurang
·
Kelainan
letak janin di dalam rahim
·
Ketuban pecah
sebelum waktunya
c)
Pencegahan bahaya pada ibu hamil
·
Istirahat
yang cukup
·
Jalin
hubungan dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga
·
Makan makanan
yang bergizi
·
Jaga
kebersihan diri
·
Perhatikan
adanya tanda-tanda infeksi di jalan lahir
·
Periksalah
kehamilan lebih sering ke petugas kesehatan (dokter, bidan, perawat, kebidanan)
·
Rencanakan persalinan
ditolong oleh dokter kebidanan, bidan
·
Rencanakan
penggunaan alat kontrasepsi setelah melahirkan.
2.3
Masalah dan Pentalaksanaan pada Ibu Hamil Pada Trimester II
a) Kram otot
Penyebab
:
·
Karena
tekanan syaraf pada ekstrimitas bawah oleh uterus yang besar
·
Faktor yang
memperberat pencapaian sirkulasi perifer kurang
·
Penyerapan
kalsium oleh janin meningkat sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan tulang dan
gigi
b) Anemia
Penyebab :
kekurangan nutrisi, zat besi, folic acid, hemoglobinopati.
Penanganan :
·
Kolaborasi
untuk mendapatkan SF dan vit C
·
Konsul
tentang pemberian diet
·
Beri nutrisi
yang adekuat
·
Istirahat
yang cukup
c) Perubahan Libido
Penyebab :
pengaruh antara psikologis, hormonal dan perubahan emosi
Penanganan :
·
Anjurkan
klien dan pasangannya
·
Komunikasi
yang baik dengan pasangannya
·
Kasih sayang,
kontak fisik yang dilakukan dialihkan ke kontak psikis.
d) Pruritus
Penyebab :
belum diketahi secara pasti
Penanganan :
·
Pastikan kuku
wanita hamil, pendek dan bersih untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah
terjadinya masalah baru
·
Oleskan air
hangat atau lotion
e) Hiperpigmentasi, jerawat
Fisiologi rangsangan dari hormon mellanosit (dari
pituitari anterior) biasanya akan hilang pada masa nifas.
Penanganan :
·
Kuku
hendaknya pendek dan bersih
·
Ciptakan
suasana yang nyaman
f) Sakit punggung bagian bawah
Penyebab :
·
Krvatur dari
vertebra umbosakral yang meningkat saat uterus semakin membesar.
·
Spasme otot
karena tekanan terhadap akar saraf.
·
Kadar hormone
yang meniongkat, sehingga cartilage di dalam sendi-sendi besar menjadi lembek.
·
Keletihan.
Penanganan :
·
Gunakan bodi
mekanik yang baik untuk mengangkat benda
·
Hindari
sepatu atau hak tinggi.
·
Hindari
mengangkat beban yang berat.
Gunakan kasur yang keras untuk tidur dan
bantal untuk meluruska punggung.
g) Chloasma Gravidarum
Penyebab :
Kecenderungan genetic peningkatan kadar estrogen
dan mungkin progesterone dapat merangsang hormone melanogenik
Pencegahan :
·
Hindari sinar
matahari yang berlebih selama masa kehamilan.
·
Gunakan bahan
pelindungan non alergi
Terapi farmakologi :
Hindari penggunaan Hirdoqinosis, karena dapat menimbulkan efek samping yang
berbahaya.
h) Diarrhea
Penyebab :
Peningkatan hormone serta adanya efek samping dari infeksi virus.
Penanganan :
·
Cairan
pengganti oral
·
Hindari makanan
yang berserat tinggi
·
Makan sedikit
tapi sering untuk memastikan kecukupan gizi.
i) Edema Dependen
Penyebab :
·
Peningkatan
kadar yodium dikarenaka pengaruh hormone.
·
Peningkatan
kadar permeabilitas kapiler.
·
Tekanan dari
pembesaran uterus pada vena pelvic ketika duduk/vena kava inverior ketika
berbaring.
·
Kongesti
sirkulasi pada ekstrimitas bawah
Penanganan :
·
Hindari
posisi berbaring terlentang
·
Hindari
posisi berdiri untuk waktu yang lama
·
Angkat kaki
ketika duduk atau istirahat
·
Hindari
pemakaian kaos yang ketat/tali/ pita pad kaki
·
Lakukan senam
secara teratur
Tanda atau bahaya :
·
Jika muncul
pad amuka dan tangan hipertensi
·
Biasanya
terjadi setelah kehamilan 24 minggu
j) Insomnia
Penyebab :
Perasaan gelisah, kawatir ataupun bahagia, serta
ketidak nyamanan fisik seperti pembesaran uterus, pembesaran janin, bangun
ditengah malam.
Cara meringankan :
·
Gunakan
teknik relaksasi
·
Mandi air
hangat, minum-minuman yang hangat
·
Melakukan
aktifitas yang tidak menstimulasi sebelum tidur
Terapi :
·
Gunakan
antihistamin
·
Hindari
obat-obatan tidur
Tanda dan bahaya :
·
Keletihan
yang berlebih
·
Tanda-tanda
depresi
k) Striae Gravidarum
Penyebab :
Timbul karena perubahan hormone atau gabungan dari perubahan hormone dan
peregangan
Cara meringankan :
·
Gunakan
emollient topical jika ada indikasinya
·
Gunakan
pakaian yang menopang payudarah dan abdomen
l) Tahi lalat bertambah ( angioma ) dileher dada dan
wajah.
Fisiologi :
·
Dilatasi
arteriole akibat peningkatan estrogen.
·
Menghilang
perlahan selama laktasi.
·
Jarang sembuh
sempurna.
m) Telapak tangan
merah ( eritema palmaris ) 50%ibu hamil.
Fisiologi
: Bias karena hiper estrogen atau genetic.
Intervensi : Menghilang seminggu post partum.
n) Palpitasi
Fisiologi :
Tidak diketahui sebanya , jangan sampai terdapat gangguan jantung.
Intervensi :
Lapor petugas kesehatan bila ada tanda dekompensasi jantung.
o) Hipotensi baring ( syndrome venacava ) dan
bradikardia.
Fisiologi :
Dirangsang timbulnya oleh penekanan rahim pada
venacava inferior ketika berbaring. Ini dapat menganggu aliran darah ke uterus,
plasenta dan ginjal.
Intervansi :
Berbaring miring posisi semi fowler dengan l;utut sedikit fleksi
p) Sering pingsan( sinkope) biasanya selama kehamilan
Fisiologi :
Gangguan vasomotor/ hormonal. Bila terjadi pada sebelum kehamilan
mungkin akibat bendungan vena pada tungkai.
Intervensi :
·
Latihan fisik
ringan.
·
Nafas dalam.
·
Bangun dari
tidur perlahan – lahan.
·
Suhu kamar
diatur sejuk.
·
Hindari lapar
dengan cara makan porsi kecil – sering.
·
Pakaian
elastis.
·
Duduk
seperlunya saja.
·
Kalau gejala
bertambah periksakan ke dokter.
q) Perasaan terbakar pada dada, seringkali
regurgitasi.
Fisiologi :
Progesteron memperlambat gerakan usus dan
pencernaan, peristaltic berlawanan, sfinkter lambung berelaksasi juga akibat
lambung tertekan rahim.
Intervensi :
·
Hindari
makanan yang mengandung gas, dan berlemak.
·
Minum tea
herbal.
·
Kunyah
permen, kalau perlu beri antasida diantara waktu makan. Bila gejala menetap
periksakan.
r) Sembelit
Fisiologi :
Gerakan saluran pencernaan melambat, oleh
progesterone, mengakibatkan peningkatan absorpsi air, usus tertekan oleh
uterus, juga sering kali akibat minum suplemen zat besi.
Intervensi :
Meminum air 16 gelas perhari, latihan fisik ringan,
BAB teratur, senam relaksasi, napas dalam, jangan menggunkan obat pencahar dan
sejenisnya tanpa konsultasi.
s) Flatulensi
Fisiologi :
Berkurangnya peristaltic usus sehingga bakteri yang
ada menghasilkan gas, di tambah udara yang tertelan.
Intervensi :
Kunyah makanan perlahan-lahan dan seksama, hindari
makanan yang menimbulkan gas, dan berlemak, hindari makan banyak, latihan fisik
dan BAB teratur.
t) Vareises, tungkai nyeri bisa sampai vulva dan
hemorrhoid
Fisiologi :
Predisposisi herediter, dinding otot polos vena
melebar, akibat hormonal, pembesaran uterus dan gravitasi sehingga menekan
vena-vena.
Intervensi :
Hindari kegemukan, berdiri atau duduk lama, baju
ketat, sembelit. Latihan fisik ringan, istirahat dengan kaki lebih tinggi,
pakai stoking, evakuasi pembekuan darah bila ada hemoroid. Mandi air hangat.
u) Sakit kepala, sampai minggu ke-26 kehamilan
Fisiologi :
Gangguan emosi : sering migain, mata lelah,
gangguan faskuler dan kongesti/ sumbatan sinus akibat pengaruh hormon.
Intervensi :
Relaksasi, konsul untuk mengontrol hipertensi.
v) Kesemutan pada ujung jari ( jarang )
Fisiologi :
Penekanan pada pleksus brakhialis.
Intervensi :
Atur sikap tubuh yang baik
BAB
III
ASUHAN
KEPERAWATAN
a. Pengkajian
Maternal
1. Identitas
pasien (nama, usia, jenis kelamin, alamat, agama dan status perkawinan)
2. Jadwal
dan peristiwa yang terjadi selama kunjungan
3. Pengkajian
berulang tentang daftar trimester kedua, seperti :
b. Pemeriksaan
fisik
Evaluasi
ulang bersifat kontinu. Setiap wanita memperlihatkan reaksi yang berbeda
terhadap kehamilan. Pada setiap kunjungan yang harus diperhatikan, yaitu :
1) Temperatur
2) Nadi
3) Pernapasan
4) Tekanan
darah (lengan kanan, posisi duduk) diukur
5) Berat
badan dan penetapan apakah peningkatan (atau penurunan) berat sesuai dengan
rencana peningkatan berat secara keseluruhan dievaluasi
6) Adanya
edema serta derajatnya dicatat
Temuan ini mencerminkan status adaptasi
maternal. Tekanan darah penting dalam analisis faktor-resiko pada semua ibu
hamil. Tekanan darah dievaluasi berdasarkan nilai absolut dan lama gestasi
serta diintrepertasikan dengan mempertimbangkan faktor-faktor modifikasi.
Hipertensi akibat kehamilan (pregnancy-induced hypertension [PIH]) da sindrom
HELLP (hemolisis, peningkatan enzim hati, hitung trombosis rendah) merupakan
komplikasi serius kehamilan dan dapat berakibat fatal.
Nilai absolut tekanan darah sistolik ≥
140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥90 mmHg berarti hipertensi. Peningkatan
tekanan darah sistolik ≥ 30 mmHg dari nilai dasar dan peningkatan ≥ 15 mmHg
untuk tekanan darah diastolik juga signifikan tanpa memperhatikan apakah nilai
absolut < 140/90.
Mean arterial presure (MAP) mencapai
titik terendah pada trimester kedua, yakni pada sekitar minggu ke-22, kemudian
secara perlahan meningkat sampai kehamilan mencapai aterm. MAP ≥ 90 pada
trimester kedua dikaitkan dengan peningkatan insiden PIH pada trimester ketiga.
Ansietas maternal dapat meningkatkan
tekanan darah. Apabila tekanan darah naik, ibu hamil diberi kesempatan untuk
istirahat, kemudia pengukuran tekanan darah diulang.
Tes roll-over dapat dilakukan dengan
cara :
·
beri wanita posisi miring
·
ukur tekanan darah pada lengan atas
·
minta wanita berbaring terlentang
·
lakukan lagi pengukuran tekanan darah
·
tunggu 5 menit dan ukur kembali
Sigifikansi tes roll ini adalah jika
negatif, dari 100 wanita hamil, kemungkinan untuk mengalami preeklamsia < 1.
Apabila tes positif, walaupun tekanan darah dalam batas normal dan wanita hamil
tidak menunjukkan tanda-tanda retensi cairan, kemungkinan kejadian PIH
sekurang-kurangnya 60%. Apabila tes rool positif, tindakan perawatan diri wajib
dilakukan di rumah.
c. Uji
laboratorium
Uji
laboratorium (spesimen urin) diambil dengan cara bersih digunakan untuk
mendeteksi glukosa, aseton, dan albumin/protein. Tes glukosa dilakukan antara
minggu ke-24 dan ke-28.
d. Pengkajian
janin
1) Tinggi
fundus
2) Usia
gestasi
3) Status
kesehatan
e. Diagnosa
keperawatan
1) Gangguan
cairan tubuh yang berhubungan dengan perubahan anatomi dan fisiologis
kehamilan.
2) Perubahan
dalam pemeliharaan kesehatan yang berhubungan dengan defisit pengetahuan
tentang tindakan-tindakan perawatan diri
· Istirahat
dan relaksasi
· Higiene
personal (pertambahan keringat, kulit yang berminyak, leukore)
3) Nyeri
berhubungan dengan rasa tidak nyaman selama masa hamil
4) Resiko
tinggi cedera yang berhubungan dengan
· Tidak
memakai alat pengaman dan sandaran kepala di dalam mobil
· Pemajanan
terhadap bahan kimi yang berbahaya
5) Perubahan
proses keluarga yang berhubungan dengan
· Pemahaman
yang kurang tentang perubahan pada trimester kedua
· Perubahan
hubungan seksual atau dukungan perkawinan
6) Ansietas
yang berhubungan dengan
· Rasa
tidak nyaman selama masa hamil
· Perubahan
dinamika keluarga
· Kesejahteraan
janin
f.
Intervensi Keprawatan
No
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Tujuan &
Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
1
|
Defisit
volume cairan berhubungan dengan perubahan anatomi dan fisiologis kehamilan
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama….. defisit volume cairan
teratasi dengan kriteria hasil:
v Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine
normal,
v Tekanan darah, nadi,
suhu tubuh dalam batas normal
v Tidak ada tanda
tanda dehidrasi, Elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak
ada rasa haus yang berlebihan
v Orientasi terhadap
waktu dan tempat baik
v Jumlah dan irama
pernapasan dalam batas normal
v Elektrolit, Hb, Hmt
dalam batas normal
v pH urin dalam batas
normal
v Intake oral dan
intravena adekuat
|
·
Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
·
Observasi status hidrasi (
kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika
diperlukan
·
Observasi hasil lab yang sesuai
dengan retensi cairan (BUN , Hmt , osmolalitas urin, albumin, total protein )
·
Observasi vital sign setiap
15menit – 1 jam
·
Monitor status nutrisi
·
Kolaborasi dengan
tim medis dalam pemberian cairan IV
·
Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul
meburuk
·
Atur kemungkinan tranfusi
·
Monitor intake dan urin output setiap 8 jam
|
2
|
Defisit perawatan diri berhubungan
dengan defisit pengetahuan tentang tindakan-tindakan perawatan diri
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …. Defisit perawatan diri
teratas dengan kriteria hasil:
v
Klien terbebas
dari bau badan
v Menyatakan kenyamanan
terhadap kemampuan untuk melakukan ADLs
v
Dapat melakukan
ADLS dengan bantuan
|
§ Observasi kemempuan klien untuk perawatan diri yang mandiri.
§ Obeservasi kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk kebersihan
diri, berpakaian, berhias, toileting dan makan.
§ Sediakan bantuan sampai klien mampu secara utuh untuk melakukan
self-care.
§ Motivasi dan dukung klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang
normal sesuai kemampuan yang dimiliki.
§ Dorong untuk melakukan secara mandiri, tapi beri bantuan ketika klien
tidak mampu melakukannya.
§ Pertimbangkan usia klien jika mendorong pelaksanaan aktivitas
sehari-hari.
§ Kaji ulang perawatan diri pasien
|
3
|
Nyeri
akut berhubungan dengan
|
Setelah dilakukan
tinfakan keperawatan selama …. Pasien tidak mengalami nyeri, dengan kriteria hasil:
· Mampu mengontrol nyeri
(tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri, mencari bantuan)
· Melaporkan bahwa nyeri
berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
· Mampu mengenali nyeri
(skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
· Menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang
· Tanda vital dalam rentang normal
· Tidak mengalami gangguan tidur
|
§ Obeservasi pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
§ Monitor vital sign
sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali
§ Tingkatkan istirahat
§ Beri lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
§ Kurangi faktor presipitasi nyeri
§ Ajarkan tentang teknik
non farmakologi: napas dala, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin
§ Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgetik untuk
mengurangi nyeri
|
4
|
Resiko
cedera berhubungan dengan
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…. Klien tidak mengalami
injury dengan kriterian hasil:
v Klien terbebas dari cedera
v Klien mampu menjelaskan
cara/metode untukmencegah injury/cedera
v Klien mampu menjelaskan
factor risiko dari lingkungan/perilaku personal
v Mampumemodifikasi gaya hidup untukmencegah injury
v Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
v Mampu mengenali
perubahan status kesehatan
|
§ Sediakan lingkungan
yang aman untuk pasien
§ Identifikasi kebutuhan
keamanan pasien, sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan riwayat penyakit terdahulu pasien
§ Menghindarkan
lingkungan yang berbahaya (misalnya memindahkan perabotan)
§ Membatasi pengunjung
§ Menganjurkan keluarga
untuk menemani pasien.
§ Berikan penjelasan pada
pasien dan keluarga atau pengunjung adanya perubahan status kesehatan dan
penyebab penyakit.
|
5
|
Ansietas
berhubungan dengan
|
Setelah dilakukan asuhan
selama ……………klien kecemasan teratasi dgn kriteria hasil:
v Klien mampu
mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
v Mengidentifikasi,
mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas
v Vital sign dalam batas normal
v Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas
menunjukkan berkurangnya kecemasan
|
·
Gunakan pendekatan yang menenangkan
·
Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
·
Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama
prosedur
·
Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi
takut
·
Libatkan keluarga untuk mendampingi klien
·
Ajarkan teknik non
farmakologi pada pasien (tehnik relaksasi)
·
Dengarkan dengan penuh perhatian
·
Identifikasi tingkat kecemasan
·
Motivasi pasien untuk
mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
·
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian pemberian obat anti
cemas
|
BAB
IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ibu hamil trimester kedua biasanya adalah
saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang lebih
tinggi dan rasa tidak nyaman karena kehamilannya. Walaupun demikian diperlukan
asuhan keperawatan secara tepat oleh seorang perawat kepada ibu hamil yang sedang
memeriksakan kehamilannya untuk mengantisipasi dan mencegah hal-hal yang tidak
diinginkan.
3.2 Saran
1. Diharapkan perawat mampu memberikan asuhan
keperawatan secara tepat pada ibu hamil trimester kedua.
2. Diharapkan perawat mampu membedakan antara
ketidaknyamanan normal dengan tanda-tanda bahaya yang dapat menganggu ibu hamil
pada trimester kedua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar