SATUAN ACARA PENYULUHAN
TORCH ( Toxoplasma,
Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes )
Materi : Penyakit TORCH
Pokok bahasan : Mengenal lebih dekat tentang penyakit TORCH
Hari dan Tanggal : Jum’at, 13 September 2014
Waktu : 08.00 – 08.30 WIB
Tempat :
Poli Kandungan Rumah Sakit Salsabilla Husada
Sasaran :
Pasien pengunjung Poli Kandungan RS. Salsabilla
Target
: Ibu hamil
Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit,
diharapkan para
pasien pengunjung Poli Kandungan RS. Salsabilla Husada mampu memahami tentang penyakit TORCH.
Tujuan
Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, masyarakat mampu :
a. Menjelaskan definisi
penyakit TORCH.
b. Menjelaskan penyebab
penyakit TORCH.
c. Menjelaskan tanda dan gejala penyakit TORCH.
d. Menjelaskan Cara Penularan penyakit TORCH
e. Menjelaskan Dampak Penyakit TORCH pada janin
f. Menjelaskan
Pencegahan penyakit TORCH.
Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
Media
a. Leaflet
b. Power
point
Isi Materi
a.
Definisi penyakit TORCH.
b.
Penyebab penyakit TORCH.
c.
Tanda dan gejala
penyakit TORCH.
d.
Cara Penularan
penyakit TORCH.
e.
Dampak Penyakit
TORCH pada janin.
f. Pencegahan penyakit TORCH
Pelaksanaan kegiatan
Tahap
|
Waktu
|
Kegiatan Penyuluh
|
Kegiatan warga
|
Metode
|
Media
|
Pembukaan
|
5 menit
|
1.
Salam
2.
Perkenalan
3.
Menjelaskan tujuan kegiatan
|
Mendengarkan,
memperhatikan, dan menanggapi pertanyaan penyuluh.
|
Ceramah, Tanya jawab
|
LCD, leaflet
|
Penyajian
|
10 menit
|
Menjelaskan
tentang :
a.
Definisi penyakit TORCH.
b.
Penyebab TORCH.
c.
Tanda dan
gejala penyakit TORCH
d.
Cara
Penularan penyakit TORCH.
e.
Dampak
Penyakit TORCH pada janin.
f.
Pencegahan penyakit TORCH.
|
Mendengarkan dan
memperhatikan
|
Ceramah
|
LCD, leaflet
|
Tanya Jawab
|
10
menit
|
Memberikan
kesempatan pada masyarakat untuk bertanya.
|
Menanyakan materi
yang kurang difahami
|
Tanya Jawab
|
LCD, leaflet
|
Penutup
|
5 menit
|
1.
Memberikan umpan balik dengan memberikan pertanyaan pada masyarakat
2.
Membacakan kesimpulan.
3.
Salam
|
Menjawab
pertanyaan, menjawab salam
|
Ceramah
|
|
Setting Tempat
EVALUASI
a.
Kegiatan : jadwal, tempat, alat Bantu / media,
pengorganisasian, proses penyuluhan
b.
Hasil penyuluhan, memberi pertanyaan pada warga tentang :
·
Pengertian Hamil
Trimester III
·
Tanda bahaya Hamil
Trimester III
·
Keluhan atau masalah
dan cara mengatasinya
·
Perubahan psikologi ibu
Hamil Trimester III
PENGORGANISASIAN
1. Moderator dan Operator :
Devergen Alvia
Bundaris
2. Penyaji : Arazyana
Hasria Dewi
3. Notulen dan Observer : Widya Suryani
REFERENSI
Ferdiananto,
Achmad,dkk.2011.Asuhan Kebidanan Patologis.Jakarta:Salemba Medika
Holmes,
Debbie,dkk.2011.Buku Ajar Ilmu Kebidanan.Jakarta:EGC
Materi Penyuluhan
TORCH
(Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, dan
Herpes)
I.
DEFINISI
TORCH adalah
sebuah istilah untuk menggambarkan gabungan dari empat jenis penyakit infeksi yang
menyebabkan kelainan bawaan, yaitu Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan
Herpes. Keempat jenis penyakit infeksi ini sama-sama berbahaya bagi janin bila
infeksi diderita oleh ibu hamil.
Penyakit TORCH
ini dikenal karena menyebabkan kelainan dan berbagai keluhan yang bisa
menyerang siapa saja, mulai anak-anak sampai orang dewasa, baik pria maupun
wanita. Bagi ibu yang terinfeksi saat hamil dapat menyebabkan kelainan
pertumbuhan pada bayinya, yaitu cacat fisik dan mental yang beraneka ragam
A. Toxoplasma
Toxoplasmosis
penyakit zoonosis yaitu penyakit pada hewan yang dapat ditularkan ke manusia.
Penyakit ini disebabkan oleh sporozoa yang dikenal dengan nama Toxoplasma
gondii. Toxoplasma gondii yaitu suatu parasit intraselluler yang menginfeksi
pada manusia dan hewan. Tboxoplasma gondii termasuk spesies dari kelas sporozoa
(Cocidia), pertama kali ditemukan pada binatang pengerat Ctenodactylus gundi di
Afrika Utara (Tunisia) oleh Nicolle dan Manceaux tahun 1908. Tahun 1928
Toxoplasma gondii ditemukan pada manusia pertama kali oleh Castellani
B. Rubella
Penyakit ini
disebabkan oleh virus Rubella yang termasuk famili Togaviridae dan genus
Rubivirus, infeksi virus ini terjadi karena adanya kontak dengan sekret orang
yang terinfeksi; pada wanita hamil penularan ke janin secara intrauterin. Masa
inkubasinya rata-rata 16-18 hari. Periode prodromal dapattanpa gejala
(asimtomatis), dapat juga badan terasa lemah,demam ringan, nyeri kepala, dan
iritasi konjungtiva. Penyakit ini agak berbeda dari toksoplasmosis karena rubela
hanya mengancam janin.
Penyakit yang
juga disebabkan oleh virus yang menimbulkan demam ringan dengan ruam yang
menyebar dan kadang-kadang mirip dengan campak. Rubella menjadi penting karena
penyakit ini dapat menimbulkan kecacatan pada janin. Sindroma rubella
congenital terjadi pada 90% bayi yang dilahirkan oleh wanita yang terinfeksi
rubella selama trimester pertama kehamilan, resiko kecacatan ini menurun
hinggga kira-kira 10-20% pada minggu ke 16 dan lebih jarang terjadi bila ibu
terkena infeksi pada usia kehamilan 20 minggu.
C. Cyto
Megalo Virus (CMV)
Penyakit ini
disebabkan oleh Human cytomegalovirus, subfamili betaherpesvirus, famili
herpesviridae. Penularannya lewat paparan jaringan, sekresi maupun ekskresi
tubuh yangterinfeksi (urine, ludah, air susu ibu, cairan vagina, dan lainlain).
Masa inkubasi penyakit ini antara 3-8 minggu. Pada kehamilan infeksi pada janin
terjadi secara intrauterin. Pada bayi, infeksi yang didapat saat kelahiran akan
menampakkan gejalanya pada minggu ke tiga hingga ke dua belas; jika didapat
pada masa perinatal akan mengakibatkan gejala yang berat.
Infeksi virus
ini dapat ditemukan secara luas di masyarakat; sebagian besar wanita telah
terinfeksi virus ini selama masa anak-anak dan tidak mengakibatkan gejala yang
berarti. Tetapi bila seorang wanita baru terinfeksi pada masa kehamilan maka
infeksi primer ini akan menyebabkan manifestasi gejala klinik infeksi janin
bawaan sebagai berikut: hepatosplenomegali, ikterus, petekie,
meningoensefalitis, khorioretinitis dan optic atrophy, mikrosefali, letargia,
kejang, hepatitis dan jaundice, infiltrasi pulmonal dengan berbagai tingkatan,
dan kalsifikasi intrakranial. Jika bayi dapat bertahan hidup akan disertai
retardasi psikomotor maupun kehilangan pendengaran..
D. Herpes
Simplek
Penyakit ini disebabkan
infeksi Herpes simplex virus (HSV); ada 2 tipe HSV yaitu tipe 1 dan 2. Tipe 1
biasanya mempunyai gejala ringan dan hanya terjadi pada bayi karena adanya
kontak dengan lesi genital yang infektif; sedangkan HSV tipe 2 merupakan herpes
genitalis yang menular lewat hubungan seksual. HSV tipe 1 dan 2 dapat dibedakan
secara imunologi. Masa inkubasi antara 2 hingga 12 hari.
Infeksi herpes
superfisial biasanya mudah dikenali misalnya pada kulit dan membran mukosa juga
pada mata. Penyakit infeksi virus yang ditandai dengan lesi primer
terlokalisir, laten dan adanya kecenderungan untuk kambuh kembali. Ada 2 jenis
virus yaitu virus herpes simpleks (HSV) tipe 1 dan 2 pada umumnya menimbulkan
gejala klinis yang berbeda, tergantung pada jalan masuknya. Dapat menyerang
alat-alat genital atau mukosa mulut.
II.
PENYEBAB
Penyebab utama
dari virus dan parasit TORCH (Toxoplasma, Rubella, CMV, dan Herpes) adalah
hewan yang ada di sekitar kita, seperti ayam, kucing, burung, tikus, merpati,
kambing, sapi, anjing, babi dan lainnya. Meskipun tidak secara langsung sebagai
penyebab terjangkitnya penyakit yang berasal dari virus ini adalah hewan, namun
juga bisa disebabkan oleh karena perantara (tidak langsung) seperti memakan
sayuran, daging setengah matang dan lainnya.
A. Toxoplasma
Gondii
Infeksi
Toxoplasma disebabkan oleh parasit yang disebut Toxoplasma gondi.
Pada umumnya infeksi Toxoplasma terjadi tanpa disertai gejala yang spesifik. Kira-kira hanya 10-20% kasus infeksi Toxoplasma yang disertai gejala ringan, mirip gejala influenza, bisa timbul rasa lelah, malaise, demam, dan umumnya tidak menimbulkan masalah.
Pada umumnya infeksi Toxoplasma terjadi tanpa disertai gejala yang spesifik. Kira-kira hanya 10-20% kasus infeksi Toxoplasma yang disertai gejala ringan, mirip gejala influenza, bisa timbul rasa lelah, malaise, demam, dan umumnya tidak menimbulkan masalah.
B. Rubella
Infeksi Rubella
ditandai dengan demam akut, ruam pada kulit dan pembesaran kelenjar getah
bening. Infeksi ini disebabkan oleh virus Rubella, dapat menyerang anak-anak
dan dewasa muda.
C. Cyto
Megalo Virus (CMV)
Infeksi CMV
disebabkan oleh virus Cytomegalo, dan virus ini temasuk golongan virus keluarga
Herpes. Seperti halnya keluarga herpes lainnya, virus CMV dapat tinggal secara
laten dalam tubuh dan CMV merupakan salah satu penyebab infeksi yang berbahaya
bagi janin bila infeksi yang berbahaya bagi janin bila infeksi terjadi saat ibu
sedang hamil.
D. Herpes
Simplek
Infeksi herpes pada
alat genital (kelamin) disebabkan oleh Virus Herpes Simpleks tipe II (HSV II).
Virus ini dapat berada dalam bentuk laten, menjalar melalui serabut syaraf
sensorik dan berdiam diganglion sistem syaraf otonom.
III.
TANDA
DAN GEJALA
A. Toxoplasma
Gejala yang
diderita biasanya dengan mirip gejala influenza, bisa timbul rasa lelah,
malaise, demam disertai hepatomegali, dan umumnya tidak menimbulkan masalah,
B. Herpes
Simpleks
Penderita
biasanya mengalami demam, salivasi, mudah terangsang dan menolak untuk makan,.
Dengan dilakukan pemeriksaan menunjukan adanya ulkus dangkal multiple yang
nyeri pada mukusa lidah, gusi, dan bukal dengan vesikel pada bibir dan
sekitarnya.
C. Cyto
Megalo Virus (CMV)
·
Demam,
·
Penurunan jumlah sel
darah putih (leukopenia)
·
Letih
·
Lesu
·
Kulit berwarna kuning,
·
Pembesaran hati dan
limpa,
·
Kerusakan atau hambatan
pembentukan organ tubuh seperti mata, otak, gangguan mental, dan lain-lain
tergantung organ janin mana yang diserang
·
Umumnya janin yang
terinfeksi cmv lahir prematur dan berat badan lahir rendah
D. Rubella
Tanda dan gejala
yang muncul biasanya bertahan dalam dua hingga tiga hari dan mungkin
melibatkan:
·
Demam ringan 38,9
derajat Celcius atau lebih rendah,
·
Sakit kepala
·
Hidung tersumbat atau
pilek
·
Peradangan, mata merah
·
Pembesaran, pelunakan
kelenjar getah bening di dasar tengkorak, leher bagian belakang dan di belakang
telinga
·
Muncul ruam warna merah
muda/pink di wajah dan dengan cepat menyebar ke pundak, lengan, kaki sebelum
menghilang di sekuens yang sama.
·
Nyeri pada persendian,
khususnya pada perempuan muda.
IV.
CARA
PENULARAN TORCH.
Penularan TORCH
pada manusia dapat melalui 2 (dua) cara. Pertama, secara aktif (didapat) dan
yang kedua, secara pasif (bawaan). Penularan secara aktif disebabkan antara
lain sebagai berikut :
a. Makan
daging setengah matang yang berasal dari hewan yang terinfeksi (mengandung
sista), misalnya daging sapi, kambing, domba, kerbau, babi, ayam, kelinci dan
lainnya. Kemungkinan terbesar penularan TORCH ke manusia adalah melalui jalur
ini, yaitu melalui masakan sati yang setengah matang atau masakan lain yang
dagingnya diamsak tidak semnpurna, termasuk otak, hati dan lainnya.
b. Makan
makanan yang tercemar oosista dari feses (kotoran) kucing yang menderita TORCH.
Feses kucing yang mengandung oosista akan mencemari tanah (lingkungan) dan
dapat menjadi sumber penularan baik pada manusia maupun hewan. Tingginya resiko
infeksi TORCH melalui tanah yang tercemar, disebabkan karena oosista bisa
bertahan di tanah sampai beberapa bulan ( Howard, 1987).
c. Transfusi
darah (trofozoid), transplantasi organ atau cangkok jaringan (trozoid, sista),
kecelakaan di laboratorium yang menyebabkan TORCH masuk ke dalam tubuh atau
tanpa sengaja masuk melalui luka (Remington dan McLeod 1981, dan Levine 1987).
d. Hubungan
seksual antara pria dan wanita juga bisa menyebabkan menularnya TORCH. Misalnya
seorang pria terkena salah satu penyakit TORCH kemudian melakukan hubungan
seksual dengan seorang wanita (padahal sang wanita sebelumnya belum terjangkit)
maka ada kemungkinan wanita tersebut nantinya akan terkena penyakit TORCH
sebagaimana yang pernah diderita oleh lawan jenisnya.
e. Ibu
hamil yang kebetulan terkena salah satu penyakit TORCH ketika mengandung maka
ada kemungkinan juga anak yang dikandungnya terkena penyakit TORCH melalui
plasenta.
f. Air
Susu Ibu (ASI) juga bisa sebagai penyebab menularnya penyakit TORCH. Hal ini
bisa terjadi seandainya sang ibu yang menyusui kebetulan terjangkit salah satu
penyakit TORCH maka ketika menyusui penyakit tersebut bisa menular kepada sang
bayi yang sedang disusuinya.
g. Keringat
yang menempel pada baju atau pun yang masih menempel di kulit juga bisa menjadi
penyebab menularnya penyakit TORCH. Hal ini bisa terjadi apabila seorang yang
kebetulan kulitnya menmpel atau pun lewat baju yang baru saja dipakai si
penderita penyakit TORCH.
h. Faktor
lain yang dapat mengakibatkan terjadinya penularan pada manusia, antara lain
adalah kebiasaan makan sayuran mentah dan buah - buahan segar yang dicuci
kurang bersih, makan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu, mengkonsumsi makanan
dan minuman yang disajikan tanpa ditutup, sehingga kemungkinan terkontaminasi
oosista lebih besar.
i.
Air liur juga bisa
sebagai penyebab menularnya penyakit TORCH. Cara penularannya juga hampir sama
dengan penularan pada hubungan seksual.
Berdasarkan kenyataan di atas, penyakit TORCH ini
sifatnya menular. Oleh karena itu dalam satu keluarga biasanya kalau salah satu
anggota keluarga terkena penyakit tersebut maka yang lainnya pun juga bisa
terkena. Malah ada beberapa kasus dalam satu keluarga seluruh anggota
keluarganya mulai dari kakek - nenek, kakak - adik, bapak - ibu, anak - anak
semuanya terkena penyakit TORCH.
V.
DAMPAK
PENYAKIT TORCH PADA JANIN.
Infeksi TORCH yang terjadi pada ibu
hamil dapat menyebabkan keguguran, bayi lahir prematur, dan dapat juga
menyebabkan kelainan pada janin yang dikandungnya. Kelainan yang muncul dapat
bersifat ringan atau berat, kadang-kadang baru timbul gejala setelah remaja. Kelainan yang muncul
dapat berupa :
a. Kerusakan
mata (radang mata)
b. Kerusakan
telinga (tuli)
c. Kerusakan
jantung
d. Gangguan
pertumbuhan
e. Gangguan
saraf pusat
f. Kerusakan
otak (radang otak)
g. Keterbelakangan
mental
h. Pembesaran
hati dan limpa
VI.
PENGOBATAN
PENYAKIT TORCH.
Adanya
infeksi-infeksi ini dapat dideteksi dari pemeriksaan darah. Biasanya ada 2
petanda yang diperiksa untuk tiap infeksi yaitu Imunoglobulin G (IgG) dan
Imunoglobulin M (IgM). Normalnya keduanya negatif.
Jika IgG positif
dan IgMnya negatif,artinya infeksi terjadi dimasa lampau dan tubuh sudah
membentuk antibodi. Pada keadaan ini tidak perlu diobati. Namun, jika IgG
negatif dan Ig M positif, artinya infeksi baru terjadi dan harus diobati.
Selama pengobatan tidak dianjurkan untuk hamil karena ada kemungkinan infeksi
ditularkan ke janin. Kehamilan ditunda sampai 1 bulan setelah pengobatan
selesai (umumnya pengobatan memerlukan waktu 1 bulan). Jika IgG positif dan IgM
juga positif,maka perlu pemeriksaan lanjutan yaitu IgG Aviditas. Jika hasilnya
tinggi,maka tidak perlu pengobatan, namun jika hasilnya rendah maka perlu
pengobatan seperti di atas dan tunda kehamilan. Pada infeksi Toksoplasma,jika
dalam pengobatan terjadi kehamilan, teruskan kehamilan dan lanjutkan terapi
sampai melahirkan.Untuk Rubella dan CMV, jika terjadi kehamilan saat terapi,
pertimbangkan untuk menghentikan kehamilan dengan konsultasi kondisi kehamilan
bersama dokter kandungan anda.
Pengobatan TORCH
secara medis diyakini bisa dengan menggunakan obat-obatan seperti isoprinocin,
repomicine, valtrex, spiromicine, spiradan, acyclovir, azithromisin,
klindamisin, alancicovir, dan lainnya. Namun tentu pengobatannya membutuhkan
biaya yang sangat mahal dan waktu yang cukup lama. Selain itu, terdapat pula
cara pengobatan alternatif yang mampu menyembuhkan penyakit TORCH ini, dengan
tingkat kesembuhan mencapai 90%.
VII.
PENCEGAHAN
Untuk menghindari
sedini mungkin penyakit TORCH yang sangat membahayakan ini, ada beberapa hal
sebagai solusi awal yang bisa dilakukan antara lain sebagai berikut :
Bila
mengkonsumsi daging seperti daging ayam, sapi, kambing, kelinci, babi dan
lainnya terlebih dahulu dimasak dengan matang hingga suhu mencapai 66 derajat
Celcius, agar oosista - oosista yang mungkin terbawa di dalam daging tersebut
bisa mati.
a. Kucing
peliharaan di rumah hendaknya diberi daging matang untuk mencegah infeksi yang
masuk ke dalam tubuh kucing. Tempat makan, minum dan alas tidur harus selalu
dicuci / dibersihkan.
b.
Hindari kontak dengan
hewan - hewan mamalia liar, seperti rodensia liar (tikus, bajing, musang dan
lain - lain) serta reptilia kecil seperti cecak, kadal, dan bengkarung yang
kemungkinan dapat sebagai hewan perantara TORCH.
c.
Penanganan kotoran
kucing sebaiknya dilakukan melalui sarung tangan yang disposable (dibuang
setelah dipakai).
d.
Bagi wanita yang sedang
hamil, terutama yang dinyatakan secara serologis sudah negatif, jangan
memelihara atau menangani kucing kecuali dengan sarung tangan.
e.
Bila sedang memegang
daging, bekerja di tempat atau perusahaan daging atau organ yang masih mentah,
hindari untuk tidak menyentuh mata, mulut, dan hidung dan peralatan dapur
setelah selesai sebaiknya dicuci dengan sabun.
f.
Bagi yang senang
berkebun atau bekerja di kebun, sebaiknya menggunakan sarung tangan, mencuci
sayuran atau buah sebelum dimakan.
g.
Darah penderita
seropositif tidak boleh ditransfusikan pada penderita yang menderita
imunosupresif, demikian pula transplantasi organ pada penderita seronegatif
harus dari orang dengan seronegatif TORCH.
h.
Pemberantasan terhadap
lalat dan kecoa sebagai pembawa oosista perlau dilakukan.
i.
Penggunaan desinfektan
komersial yang ada di toko - toko dapat berguna untuk membasmi oosista.
j.
Memeriksakan hewan
peliharaan secara kontinyu ke dokter hewan atau poliklinik hewan agar supaya hewan
keanyangan selalu dalam keadaan sehat.
Mengingat
bahaya dari TORCH untuk ibu hamil, bagi Anda yang sedang merencanakan kehamilan
atau yang saat ini sedang hamil, dapat mempertimbangkan saran-saran berikut
agar bayi Anda dapat terlahir dengan baik dan sempurna :
a. Makan
makanan bergizi
Saat
hamil, sebaiknya Anda mengkonsumsi banyak makanan bergizi. Selain baik untuk
perkembangan janin, gizi yang cukup juga akan membuat tubuh tetap sehat dan
kuat. Bila tubuh sehat, maka tubuh dapat melawan berbagai penyakit termasuk
TORCH sehingga tidak akan menginfeksi tubuh.
b.
Lakukan pemeriksaan
sebelum kehamilan
Ada
baiknya, Anda memeriksakan tubuh sebelum merencanakan kehamilan. Anda dapat
memeriksa apakah dalam tubuh terdapat virus atau bakteri yang dapat menyebabkan
infeksi TORCH. Jika Anda sudah terinfeksi, ikuti saran dokter untuk
mengobatinya dan tunda kehamilan hingga benar-benar sembuh.
c.
Melakukan vaksinasi
Vaksinasi
bertujuan untuk mencegah masuknya parasit penyebab TORCH. Seperti vaksin rubela
dapat dilakukan sebelum kehamilan. Hanya saja, Anda tidak boleh hamil dahulu
sampai 2 bulan kemudian.
d.
Makan makanan yang
matang
Hindari
memakan makanan tidak matang atau setengah matang. Virus atau parasit penyebab
TORCH bisa terdapat pada makanan dan tidak akan mati apabila makanan tidak
dimasak sampai matang. Untuk mencegah kemungkinan tersebut, selalu konsumsi
makanan matang dalam keseharian Anda.
e.
Periksa kandungan
secara terartur
Selama
masa kehamilan, pastikan juga agar Anda memeriksakan kandungan secara rutin dan
teratur. Maksudnya adalah agar dapat dilakukan tindakan secepatnya apabila di
dalam tubuh Anda ternyata terinfeksi TORCH. Penanganan yang cepat dapat
membantu agar kondisi bayi tidak menjadi buruk.
f.
Jaga kebersihan tubuh
Jaga
higiene tubuh Anda. Prosedur higiene dasar, seperti mencuci tangan, sangatlah
penting.
g.
Hindari kontak dengan
penderita penyakit
Seorang
wanita hamil harus menghindari kontak dengan siapa pun yang menderita infeksi
virus, seperti rubela, yang juga disebut campak Jerman.
Dengan mencari lebih banyak informasi tentang kehamilan serta merawat dirinya sebelum dan selama masa kehamilan maupun dengan memikirkan masak-masak jauh di muka tentang berbagai aspek melahirkan, seorang wanita akan melakukan sebisa-bisanya untuk memastikan kehamilan yang lebih aman. Maka, bagi seorang wanita hamil, cobalah untuk selalu waspada terhadap berbagai penyakit seperti TORCH agar bayi Anda terlahir sehat.
Dengan mencari lebih banyak informasi tentang kehamilan serta merawat dirinya sebelum dan selama masa kehamilan maupun dengan memikirkan masak-masak jauh di muka tentang berbagai aspek melahirkan, seorang wanita akan melakukan sebisa-bisanya untuk memastikan kehamilan yang lebih aman. Maka, bagi seorang wanita hamil, cobalah untuk selalu waspada terhadap berbagai penyakit seperti TORCH agar bayi Anda terlahir sehat.
LAPORAN PELAKSANAAN
Hari dan Tanggal : Jum’at, 13 September 2014
Waktu :
08.00 – 08.30 WIB
Tempat :
Poli Kandungan Rumah Sakit Salsabilla Husada
Sasaran :
Pasien pengunjung Poli Kandungan RS. Salsabilla
Pelaksana
1. Moderator dan Operator :
Devergen Alvia
Bundaris
2. Penyaji : Arazyana Hasria Dewi
3. Notulen dan Observer : Widya Suryani
Acara
1.
Penyajian materi tentang Kehamilan Trimester III
2.
Diskusi, tanya jawab
Evaluasi
·
Kegiatan berjalan dengan lancar,
diikuti oleh Pasien pengunjung Poli
Kandungan RS. Salsabilla
·
Audience menjawab semua pertanyaan dan memperhatikan dengan
penuh antusias
Daftar
Hadir
(Terlampir)
DAFTAR HADIR SATUAN ACARA PENYULUHAN
TORCH
Sabtu, 13 September 2014
NAMA
|
ALAMAT
|
TTD
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar