BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Retardasi
mental merupakan masalah dunia dengan implikasi yang besar terutama bagi Negara
berkembang. Diperkirakan angka kejadian retardasi mental berat sekitar 0,3%
dari seluruh populasi dan hampir 3% mempunyai IQ dibawah 70. Sebagai sumber daya
manusia tentunya mereka tidak bias dimanfaatkan karena 0,1% dari anak-anak ini
memerlukan perawatan, bimbingan serta pengawasan sepanjang hidupnya.
Prevalensi
retardasi mental sekitar 1 % dalam satu populasi. Di indonesia 1-3 persen
penduduknya menderita kelainan ini. Insidennya sulit di ketahui karena
retardasi metal kadang-kadang tidak dikenali sampai anak-anak usia pertengahan
dimana retardasinya masih dalam taraf ringan. Insiden tertinggi pada masa anak
sekolah dengan puncak umur 10 sampai 14 tahun. Retardasi mental mengenai 1,5
kali lebih banyak pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan.
Sehingga
retardasi mental masih merupakan dilema, sumber kecemasan bagi keluarga dan
masyarakat. Demikian pula dengan diagnosis, pengobatan dan pencegahannya masih
merupakan masalah yang tidak kecil.
1.2
RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimana
pengkajian pada pasien dengan kasus Retardasi Mental?
2. Bagaimana
analisa data yang ditemukan pada pasien dengan kasus Retardasi Mental?
3. Diagnosa
apa saja yang ditemukan pada pasien dengan kasus Retardasi Mental?
4. Bagaimana
intervensi keperawatan pada pasien dengan kasus Retardasi Mental?
5. Bagaimana
implementasi keperawatan pada pasien dengan kasus Retardasi Mental?
6. Bagaimana
evaluasi yang didapatkan pada pasien dengan kasus Retardasi Mental?
1.3
TUJUAN
1. Tujuan
Umum
Mahasiswa
dapat mengetahui dan memahami bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
Retardasi Mental.
2. Tujuan
Khusus
a. Mahasiswa
dapat megetahui pengkajian pada pasien dengan kasus Retardasi Mental
b. Mahasiswa
dapat memahami Analisa Data yang ditemukan pada pasien dengan kasus Retardasi
Mental
c. Mahasiswa
dapat mengetahui Diagnosa apa saja yang ditemukan pada pasien dengan kasus
Retardasi Mental
d. Mahasiswa
dapat mengetahui Intervensi Keperawatan pada pasien dengan kasus Retardasi
Mental
e. Mahasiswa
dapat mengetahui Implementasi Keperawatan pada pasien dengan kasus Retardasi
Mental
f. Mahasiswa
dapat memahami Evaluasi yang didapatkan pada pasien dengan kasus Retardasi
Mental
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Retardasi
mental adalah gangguan yang telah tampak sejak masa anak-anak dalam bentuk
fungsi intelektual dan adaptif yang secara signifikan berada dibawah rata-rata
(Luckasson,1992, dalam Durand 2007)
Retardasi
Mental adalah keadaan yang penting secara klinis maupun social. Kelainan ini
ditandai oleh keterbatasan kemampuan yang diakibatkan oleh gangguan yang
bermakna dalam intelegensi terukur dan perilaku penyesuaian diri (adaptif).
Retardasi mental juga mencakup status social, hal ini dapat lebih menyebabkan
kecacatan daripada cacat khusus sendiri.
(ilmu kesehatan normal, Nelson
2004)
Retardasi
mental adalah suatu kondisi yang ditandai oleh inteligensi yang rendah yang
menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap
tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal (soetjiningsih, 1994).
Keterbelakangan mental menerangkan keadaan fungsi intelektual umum yang
abnormal yang di mulai saat masa perkembangan individu dan berhubungan dengan
terbatasnya kemampuan belajar maupun penyesuaian diri proses pendewasaan
individu tersebut atau kedua-duanya (Nelson, 2000).
Menurut
American Association on Mental Retardation (AAMR) 1992 Retardasi mental yaitu :
Kelemahan atau ketidakmampuan kognitif muncul pada masa kanak-kanak (sebelum 18
tahun) ditandai dengan fase kecerdasan dibawah normal ( IQ 70-75 atau kurang),
dan disertai keterbatasan lain pada sedikitnya dua area berikut : berbicara dan
berbahasa; keterampilan merawat diri, ADL; keterampilan sosial; penggunaan
sarana masyarakat; kesehatan dan keamanan; akademik fungsional; bekerja dan
rileks, dan lain-lain.
Dari beberapa definisi diatas, yang memiliki
definisi yang hampir sama, kami cenderung menyepakati definisi yang diungkapkan
oleh American Assosiation on Mental Retardation (AAMR) yang mengungkapkan bahwa
Retardasi mental yaitu : Kelemahan/ketidakmampuan kognitif muncul pada masa
kanak-kanak (sebelum 18 tahun) ditandai dengan fase kecerdasan dibawah normal (
IQ 70-75 atau kurang), dan disertai keterbatasan lain. Berikut ini adalah
klasifikasi retardasi mental dilihat dari tingkat ringan, sedang, dan berat :
1. RM
ringan (IQ 55-70) : mulai tampak gejalanya pada usia sekolah dasar, misalnya
sering tidak naik kelas, selalu memerlukan bantuan untuk mengerjakan pekerjaan
rumah atau mengerjakan hal-hal yang berkaitan pekerjaan rumah atau mengerjakan
hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan pribadi. 80 % dari anak RM termasuk
pada golongan ini. Dapat menempuh pendidikan Sekolah Dasar kelas VI hingga
tamat SMA. Ciri-cirinya tampak lamban dan membutuhkan bantuan tentang masalah
kehidupannya.
2. RM
Sedang (IQ 40-55) : sudah tampak sejak anak masih kecil dengan adanya
keterlambatan dalam perkembangan, misalnya perkembangan wicara atau
perkembangan fisik lainnya. Anak ini hanya mampu dilatih untuk merawat dirinya
sendiri, pada umumnya tidak mampu menyelesaikan pendidikan dasarnya, angka
kejadian sekitar 12% dari seluruh kasus RM. Anak pada golongan ini membutuhkan
pelayanan pendidikan yang khusus dan dukungan pelayanan.
3. RM
Berat (IQ 25-40) : sudah tampak sejak lahir, yaitu perkembangan motorik yang
buruk dan kemampuan bicara yang sangat minim, anak ini hanya mampu untuk
dilatih belajar bicara dan keterampilan untuk pemeliharaan tubuh dasar, angka
kejadian 8% dari seluruh RM. Memiliki lebih dari 1 gangguan organik yang
menyebabkan keterlambatannya, memerlukan supervisi yang ketat dan pelayanan
khusus.
4. RM
Sangat Berat (IQ < 25) : sudah tampak sejak lahir yaitu gangguan kognitif,
motorik, dan komunikasi yang pervasif. Mengalami gangguan fungsi motorik dan
sensorik sejak awal masa kanak-kanak, individu pada tahap ini memerlukan
latihan yang ekstensif untuk melakukan “self care” yang sangat mendasar seperti
makan, BAB, BAK. Selain itu memerlukan supervisi total dan perawatan sepanjang
hidupnya, karena pada tahap ini pasien benar-benar tidak mampu mengurus dirinya
sendiri."
2.2
Etiologi
Adanya
disfungsi otak merupakan dasar dari Retardasi Mental. Untuk mengetahui adanya
Retardasi mental perlu anamnesis yang baik, pemeriksaan fisik dan laboratorium.
Penyebab dari Retardasi mental sangat komplek dan multi faktorial. Walaupun
begitu terdapat beberapa faktor yang potensial berperan dalam terjadinya
retardasi mental seperti yang dinyatakan oleh Taft LT (1983) dan Shonkolff JP
(1992) dibawah ini. (dr.soetjiningsih,Sp.A (K).1995.Tumbuh Kembang Anak)
1. Non Organik
·
Kemiskinan dan
keluarga yang idak hmonis
·
Faktor
sosiokultural
·
Interaksi anak-pengasuh
yng tidak baik
·
Penelantaran anak
2. Organik
a.
Faktor prakonsepsi
· Abnormalitas single
gene (penyakit-penyakit metabolik, kelainan neurocutaneos,dll)
· Kelainan kromosom
(x-linked,trnslokasi,fragile-x)-Sindrom polygenic familial
b.
Faktor pranatal
·
Gangguan
pertumbuhan otak trimester 1 :
ü Kelainan kromosom
ü Infeksi intrauteri
ü Zat-zat teratogen
ü Disfungsi plasenta
ü Kelainan kongenital dari otak
·
Gangguan
pertumbuhan otak trimester 2 dan 3 :
ü Infeksi intrauterin, misalnya : tourch, HIV
ü Zat-zat teratogen (alkohol, kokain dan logam berat)
ü Ibu : DM, PKU
ü Tokesemia gravidarum
ü Disfungsi plasenta
ü Ibu malnutrisi
c.
Faktor prenatal
·
Sangat prematur
·
Asfiksia neonatorum
·
Trauma lahir :
perdarahan inrakranial
·
Meningitis
·
Kelainan metabolik
: hipoglikemia, hiperbilirubinemia
d.
Faktor postnatal
·
Trauma berat pada
kepala/ susunan saraf pusat
·
Neurotoksin,
misalnya : logam berat
·
CVA
·
Anoksia, misalnya :
tenggelam
·
Metabolik :
ü Gizi buruk
ü Kelainan hormonal , misalnya hipotiroid
ü Aminoasiduria
ü Kelainan metaolik karbohidrat
ü Polisakaridosis
ü Cerebral lipidosis dengan hematomegali
ü Penyakit degeneratif atau metabolik lainnya
·
Infeksi :
ü Meningitis dan ensefalitis
ü Subakut sklerosing panesefalit
2.3
Manifestasi klinis
Penjelasan di atas jelas menunjukkan tingkat
ketergantungan anak retardasi mental lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang
pertumbuhan dan perkembangannya normal. Anak retardasi mental dapat dikenali dari
tanda sebagaiberikut :
·
Penampilan fisik
tidak seimbang misalnya kepala terlalu kecil atau besar, mulut melongo,mata
sipit/mongoloid, badan bungkuk
·
Kecerdasan terbatas
·
Tidak dapat
mengurus diri tanpa bantuan orang lain
·
Arah minat sangat
terbatas kepada hal-hal yang terbatas dan sederhana saja
·
Perkembangan bahasa
atau bicara lambat
·
Tidak ada atau
kurangsekali perhatian terhadap lingkungannya (pandangan kosong) dan perhatian
labil, sering berpindah-pindah
·
Koordinasi gerakan
kurang, gerakan kurang terkendali
·
Daya ingatan lemah,
emosi sangat miskin dan terbatas, apatis dan acuh
·
Sering ngiler atau
keluar cairan dari mulut
2.5 Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan
kromosom
- Pemeriksaanurin,
serum atau titer virus
- Test
diagnostikspt : EEG, CT Scan untuk identifikasi abnormalitas perkembangan
jaringan otak, injury jaringanotakatau trauma yang mengakibatkanperubahan.
2.6 Penatalaksanaan
Medis
- Pengkajian
·
Radiologi;
·
Pemerissaan EEG;
·
Pemeriksaan scan
kepala;
·
Laboratorium: SE (serum
elektrolit), FL, UL, DL, BUN, LED, serum protein, IgG/M.
- Rehabilitasi medis
- Program terapi:
·
Gizi seimbang;
·
AB sesuai dengan
infeksi penyerta.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
Anamnesis
Identitas meliputi nama (harus lengkap dan jelas), umur
perlu dipertanyakan untuk interpretasi tingkt perkembangan anak yang sudah
dicapai sesuai dengan umur, jenis kelamin (anak laki-laki lebih sering sakit
dibandingkan anak perempuan tetapi belum diketahui secara pasti mengapa
demikian).
Nama orang
tua harus diketahui, supaya tidak keliru dengan orang lain. Alamat untuk
mempermudah komunikasi, kondisi lingkungan dan komunitas untuk mengetahui
epidemologi. Umur, prndidikan, dan pekerjaan untuk pendekatan anamnesis dalam
memperoleh data yang akurat, meggambarkan tingkat status sosial dan pola asuh,
asah dan assih. Agama dan suku menilai perilaku tentang kesehatan dan penyakit
yang berhubungan dengan kebiasaan dan tradisi yang dapat menunjang atau
menghambat perilaku sehat.
Keluhan
yang membuat klien dibawa ke rumah sakit karena pertumbuhan dan perkembangan
anaknya yang terhambat dari kelompok seusianya.
Riwayat
Penyakit Saat ini
Biasanya diawali dari pengalaman dan perasaan cemas ibu
klien yang melihat pertumbuhan dan perkembangan anaknya yang terlambat dan
tidak sesuai dengan kelompok seusianya.
Riwayat
Penyakit Dahulu
Penyakit seperti rubella, tetanus, dipteri, meningitis,
morbili, polio, pertusis, verisea, dan ensifalitis dapat berkaitan atu
mempengaruhi petumbuhan dan perkembangan baik secara sentral maupun parenteral.
Riwayat
atenatal , Natal, Dan Pascanatal
Antenatal. Kesehatan ibu selama hamil, penyakit yang
pernah di dderita serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi penyakitnya,
berapa kali perawatan antenatal, kemana serta kebiasaan minum jamu-jamuan dan
obat yang pernah diminum serta kebiasaan selama hamil.
Natal. Tanggal, jam, tempat pertolongan persalinan, siapa
yang menolong, cara persalinan ( spontan, ekstrasi vakum, ekstraksi orsep,
sectio sesaria, dan gemelli ), presentasi kepala, dan komplikasi atau kelainan
kongenital. Keadaan saat lahir dan mordibitas pada hari pertama setelah lahir,
masa kehamilan ( cukup, kurang, lebih) bulan.
Pascanatal. Lama dirawat dirumah sakit, masalah-masalah
yang berhubungan dengan gangguan sistem, masalah nutrisi, perubahan berat
badan, warna kulit, pola eliminasi, dan respons lainnya. Selama neonatal perlu
dikaji adanya afiksia, trauma, dan infeksi.
Riwayat
Pertumbuhan dan Perkembangan
Berat badan, lingkar kepala, lingkar lengan kiri atas,
lingkar dada terakhir. Tingkat perkembangan anak yang telah dicapai motorik
kasar, motorik halus, kemampuan bersosialisasi, dan kemampuan bahasa.
Riwayat
Kesehatan Keluarga
Sosial, perkawinan orangtua, kesejahteraan dan
ketenteraman, rumah tangga yang harmonis dan pola asuh, asah, dan asih. Ekonomi
dan adat istiadat berpengaruh dalam pengelolaan lingkungan internal dan
eksternal yang dapat mempengaruhi perkembangan intelektual dan pengetahuan
serta ketrampilan anak. Di samping itu juga berhubungan dengan persediaan
dan bahan pangan, sandang, dan papan.
Pola Fungsi
Kesehatan
Pola nutrisi. Makanan pokok utama apakah ASI atau PSI
pada umur anak tertentu. Jika diberikan PASI ditanyakan jenis, takaran, dan
frekuensi pemberian serta makanan tambahan yang diberikan.Adakah makanan yang
disukai, alergi ataumasalah makanan lainnya.
Pola Eliminasi
Sistem pencernaan dan perkemihan pada anak perlu
dikaji BAB atau BAK ( konsistensi,
warna, frekuensi,jumlah serta bau). Bagaimana tingkat toilet training sesuai
dengan tingkat perkembangan anak.
Pola Aktivitas
Kegitan dan gerakan yang sudah dicapai anak pada usia
sekelompoknyamengalami kemunduran atau percepatan
Pola Istirahat
Kebutuhan istirahat setiap hari, adakah gangguan tidur,
hal-hal yang menggangu tidur dan yang mempercepat tidur
Pola
Kebersihan Diri
Bagaimana perawatan pada diri anak, apakah sudah mandiri
atau masih ketergantungan sekunder pada orang lain atau orang tua
Pemeriksaan
Fisik
Keadaan Umum
Kondisi klien saat dikaji, kesan kesadaran, TTV. Kepala
dan lingkar kepala hendaknya diperiksa sampai anak usia 2 tahun dengan
pengukuran diameter oksipito-frontalis terbesar. Ubun-ubun normal : besar rata
atau sedikit cekung sampai anak usia 18 bulan.
Mata, reflek mata baik, sklera tidak ikterus, konjungtiva
adakah anemis, penurunan penglihatan (visus)
Telinga, simetris, fungsi pendengaran baik
Mulut / leher,keadaan faring,tonsil ( adakah pembesaran ,
hyperemia ), adakah pembesaran kelenjar limfe, lidah dan gigi ( kotor atau
tidak , adakah kelainan , bengkak dan gangguan fungsi ). Kelenjar tiroid adakah
pembesaran ( gondok ) yang dapat mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangan
anak.
Kulit, keadaan warna, turgor, edema, keringat dan infeksi
Thoraks, bentuk simetris, gerakan
Paru, normal vesikular, adakah kelainan pernafasan ( ronkhi, wheezing )
Jantung , pembesaran, irama,suara jantung dan bising
Genitalia, testis, jenis kelamin, apakah labia mayor
menutupi labia minor pada perempuan.
Ekstremitas, reflek fisiologis, reflek patologis, reflek
memegang, sensibilitas, tonus, dan motorik.
Pemeriksaan diagnostik
Penatalaksananan pada anak retardasi mental meliputi:
1.
Radiologi
2.
Pemeriksaan EEG
3.
Pemeriksaan CT scan
4.
Thoranks AP / PA
5.
Laboratorium : SE (
serum elektrolit ), FL, UL, DL, BUN, LED, serum protein, IgG / IgM
6.
Konsultasi :
·
Bidang THT,
jaantung, paru.
·
Bidang mata
·
Rehabilitasi medis
7.
Program terapi :
·
Gizi seimbang
·
AB sesuai dengan
infeksi penyerta
A. Pemeriksaan
penunjang
a.
Pemeriksaan kromosom
b.
Pemeriksaan urin, serum atau titer
virus
c.
Test diagnostic sepetti : EEG, CT
Scan untuk identifikasi abnormalitas perkembangan jaringan otak, injury
jaringan otak atau trauma yang mengakibatkan perubahan
3.2
ANALISA
DATA
DATA
|
ETIOLOGI
|
PROBLEM
|
DS :
Ibu pasien mengatakan anak sulit
mengikuti perintah yang di ucapkan
DO :
Setelah dilakukan pemeriksaan
anak tidak mampu memahami atau melaksanakan perintah
|
Cognitive
Limitation
|
Deficient
Knowledge
|
DS :
Ibu mengatakan anak sulit untuk
mengingat informasi dan sulit memahami informasi baru
DO :
Setelah dilakukan pemeriksaan di
dapatkan anak mengalami kesulitan dalam mengingat dan menerima informasi baru
|
Neurological
Disturbances
|
Impaired
Memory
|
DS :
Ibu mengatakan an. A sulit
bersosialisasi
DO :
Setelah dilakukan pemeriksaan di
dapatkan an.A sulit bersosialisasi
|
|
Risk
of Self Esteem
|
3.3
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Deficient
Knowledge related to Cognitive Limitation
2. Impaired
Memory related to Neurological Disturbances
3. Risk
of Self Esteem
4. Gangguan tingkat
perkembangan ( personal sosial, bahasa, dan kogniif )yang berhubungan dengan
atrofi hemisfer kiri ( disfungsi otak ).
5. Gangguan aktivitas
fisik dan ketergantungan sekunder yang berhubungan disfungsi otak
6. Keterbatasan untuk
memenuhi kebutuhan sosial , bahasa , bermain dan pendidikan sekunder yang
berhubungan dengan kurangnya informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan
anak.
7. Kecemasan orang tua
yang berhubungan dengan keadaan pertumbuhan dan perkembangan anak yang
terlambat.
3.4
INTERVENSI
KEPERAWATAN
DIAGNOSA
KEPEREWATAN
|
TUJUAN
DAN KRITERIA HASIL
|
INTERVENSI
KEPERAWATAN
|
Deficient Knowledge r/t Cognitive Limitation
|
Tujuan :
Diharapkan setelah dilakukan
asuhan keperawatan dalam 1x24 jam pasien dapat meningkatkan kemampuan
kognitif.
Kriteria Hasil :
·
Pertumbuhan dan
Perkembangan normal 5
·
Kebiasaan normal 5
·
Emosional normal 5
·
Psikologi normal 5
·
Komunikasi efektif 5
·
Melaksanakan perintah
dengan baik 5
·
Berkomunikasi sesuai
dengan situasi 5
|
1. Fasilitasi
anak untuk belajar
2. Berikan
pendidikan pada orang tua
3. Berikan
bimbingan konseling pada orang tua
4. Ajarkan
pada anak cara berkomunikasi dengan baik
5. Ajarkan
pada anak untuk mematuhi perintah
|
Impaired Memory r/t Neurological Disturbances
|
Tujuan :
Diharapkan setelah dilakukan
asuhan keperawatan dalam 7x24 jam kemampuan berfikirnya meningkat.
Kriteria Hasil :
·
Mengingat informasi
dengan baik 5
·
Mampu mengingat
memori masa lalu 5
·
Kemampuan berfikir
meningkat 5
|
1. Kaji
pengalaman masa lalu pasien
2. Ajarkan
mengingat dengan tepat
3. Menyediakan
waktu bagi pasien untuk berkosentrasi
4. Bimbing
pasien untuk belajar
5. Monitor
kebiasaan pasien selama terapi
6. Monitor
perubahan memori dengan terapi
|
Risk of Self Esteem
|
Tujuan :
Diharapkan setelah dilakukan
asuhan keperawatan dalam 1x24 jam pasien dapat meningkatkan harga dirinya.
Kriteria Hasil :
·
Mampu menerima
keterbatasan fisik 5
·
Mampu mendeskripsikan
dirinya sendiri 5
·
Komunikasi terbuka 5
·
Percaya diri
meningkat 5
·
Merasa nyaman dengan
orang lain 5
|
1. Mendorong
pasien untuk mengidentifikasikan dirinya
2. Monitor
pendapat pasien tentang harga dirinya
3. Menentukan
pendapat pasien tentang dirinya
4. Bantu
pasien untukmenerima keadaaan dirinya
5. Bantu
pasien untuk meningkatkan harga dirinya
6. Bantu
pasien untuk mengetahui tentang persepsi dirinya
7. Dorong
pasien untuk meningkatkan tanggung jawab akan dirinya
|
3.5
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
|
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
|
Deficient Knowledge r/t Cognitive Limitation
|
·
Memfasilitasi
anak untuk belajar
·
memberikan pendidikan
pada orang tua
·
memberikan bimbingan
konseling pada orang tua
·
mengajarkan pada anak
cara berkomunikasi dengan baik
·
mengajarkan pada anak
untuk mematuhi perintah (dimulai dengan perintah – perintah yang sederhana)
|
Impaired Memory r/t Neurological Disturbances
|
·
mengkaji pengalaman
masa lalu pasien
·
mengajarkan mengingat
dengan tepat (dengan gambar,membuat list atau beberapa informasi yang
berkaitan)
·
Menyediakan waktu
bagi pasien untuk berkosentrasi
·
membimbing pasien untuk
belajar
·
memonitor kebiasaan
pasien selama terapi
·
memonitor perubahan
memori dengan terapi
|
Risk of Self Esteem
|
·
Mendorong pasien
untuk mengidentifikasikan dirinya
·
memonitor pendapat
pasien tentang harga dirinya
·
Menentukan pendapat
pasien tentang dirinya
·
membantu pasien
untukmenerima keadaaan dirinya
·
membantu pasien untuk
meningkatkan harga dirinya
·
membantu pasien untuk
mengetahui tentang persepsi dirinya
·
mendorong pasien
untuk meningkatkan tanggung jawab akan dirinya
|
3.6
EVALUASI
DIAGNOSA KEPERAWATAN
|
EVALUASI
|
Deficient Knowledge r/t Cognitive Limitation
|
S : Pasien mengatakan
O:
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
|
Impaired Memory r/t Neurological Disturbances
|
S: Pasien mengatakan mulai bisa
mengingat dengan baik
O: Pasien terlihat bercerita
tentang masa lalunya, dan mulai dapat menerima informasi dengan baik
A: Masalah Teratasi
P: Intervensi dihentikan
|
Risk of Self Esteem
|
S: Pasien mengatakan mulai
percaya diri
O: Pasien terlihat percaya diri
berkomunikasi dengan orang lain
A: masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
|
BAB IV
PENUTUP
4.1
KESIMPULAN
Retardasi
mental dapat didefinisikan sebagai keterbatasan dalam kecerdasan yang
mengganggu adaptasi normal terhadap lingkungan.
Retardasi
mental menurut penyebabnya, yaitu akibat infeksi, ruda paksa, gangguan
metabolisme, penyakit otak post natal, gangguan gizi yang berat dan berlangsung
lama sebelum umur 4 tahun, pengaruh penyakit pra natal yang tidak jelas,
kelainan kromosom, prematuritas, gangguan jiwa berat, deprifasi psikososial.
4.2
SARAN
Kita sebagai
perawat yang baik harus bisa memahami tentang penyakit Retardasi Mental dan
mengetahui tentang asuhan keperawatan pada pasien Retardasi Mental yang benar, agar
kita bisa menjadi perawat yang profesional dalam melaksanakan tugas-tugas
keperawatan dan upaya profesi yang kita dapatkan bisa menjadi semakin maju dan
lebih berkembang terutama ke-profesionalan kerja kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar