• Home
  • Posts RSS
  • Comments RSS
  • Edit
  • Assalamualaikum wr.wb.

    Assalamualaikum wr.wb.

    Rabu, 08 Oktober 2014

    Leukopenia

    BAB I
    PENDAHULUAN

    A.   LATAR BELAKANG
    Tubuh kita sepenjang waktu terpapar dengan bakteri, virus, jamur, dan parasit, semuanya terjadi secara normal dan dalam berbagai tingkatan pada kulit, mulut, jalan nafas, dan saluran cerna. Banyak dari agen infeksius ini mampu menyebabkan kelainan fungsi fisiologi yang serius atau bahkan kematian bila agen ini masuk lebih jauh.
    Leukosit adalah sel darah yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari infeksi. Bagian-bagian dari leukosit adalah monosit, limfosit, eusinofil,basofil dan netrofil.
    Leukopenia adalah keadaan bila sum-sum tulang memproduksi sangat sedikit sel darah putih, sehingga tubuh tidak terlindung terhadap bakteri dan agen lain yang mungkin masuk menginvasi jaringan. (Guyton and Hall, 2007)

    B.   TUJUAN
    1.    Tujuan Umum
    Untuk  memperoleh gambaran yang nyata tentang konsep penyakit leukopenia.
    2.    Tujuan Khusus
    Adapun tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah untuk mendapatkan gambaran penyakit leukopenia secara mengkhusus mulai dari definisi, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan dan komplikasi.



    BAB II
    KONSEP DASAR

    A.   DEFINISI
    Leukopenia berasal dari kata leukosit yang ditambah dengan akhiran penia (dalam bahasa Yunani, penia berarti kemiskinan). Jadi leukopenia adalah suatu keadaan berkurangnya jumlah leukosit dalam darah, yaitu kurang dari atau sama dengan 5000 / mm3. (Dorland,1994)
    Leukopenia adalah kondisi klinis yang terjadi bila sumsum tulang memproduksi sangat sedikit sel darah putih sehingga tubuh tidak terlindung terhadap banyak bakteri dan agen-agen lain yang mungkin masuk mengenai jaringan. (Guyton, 2008)
    Leukopenia adalah keadaan bila sum-sum tulang memproduksi sangat sedikit sel darah putih, sehingga tubuh tidak terlindung terhadap bakteri dan agen lain yang mungkin masuk menginvasi jaringan. (Guyton and Hall, 2007)

    B.   ETIOLOGI
    Menurut Elizabeth J. Corwin dalam bukunya yang berjudulBuku Saku Patofisiologi Corwin, leukopenia dapat disebabkan berbagai kondisi, termasuk stress berkepanjangan, infeksi virus, penyakit atau kerusakan sum-sum tulang, radiasi atau kemoterapi. Penyakit sistemik yang parah misalnya lupus eritematosus, penyakit tiroid, dan sindrom cushing juga dapat menyebabkan penurunan jumlah sel darah putih. Leukopenia ini dapat menyebabkan individu menjadi rentan terhadap infeksi.
    Penyebab leukopenia dikhususkan ke dalam jenis-jenisnya, yaitu:
    1.    Neutropenia, penyebabnya : infeksi virus, campak,demam thypoid toksin, rickettsia dari tifus, faktor fisik (radiasi pengion), obat-obatan (sulfanilamides, barbiturat, cytostaties), bensol, kekurangan vitamin B12, asam folat, anafilaksis shock, hypersplenism, juga karena kelainan genetik.
    2.    Eosinopenia, penyebabnya : meningkatnya kadar stres, syndrom Cushing, kortikosteroid, penyakit menular, corticotrophin dan kortison.
    3.    Limfopenia, penyebabnya : karena faktor keturunan dan immunodeficiency, stres, radiasi penyakit, tuberkulosis militer.
    4.    Monocytopenia, penyebabnya : batang myeloid tertekan ditembak dari sumsum tulang hemopoiesis (misalnya, dalam penyakit radiasi, kondisi septik parah, dan agranulocytosis).

    C.   MANIFESTASI KLINIS
    Indikator yang paling umum dari leukopenia adalah neutropenia (pengurangan jumlah neutrofil dalam leukosit). Jumlah neutrofil juga dapat menjadi indikator yang paling umum dari risiko infeksi. Jika leukopenia ringan, orang tidak akan menunjukkan gejala apapun, hanya dalam kasus yang berat gejala mulai muncul.
    Jika leukopenia telah masuk ke tahap berat, gejala klinis yang biasa muncul :
    1.    Anemia, yaitu penurunan jumlah sel darah merah dan hemoglobin
    2.    Menorrhaggia, yaitu perdarahan yang berat dan berkepanjangan saat periode menstruasi
    3.    Metrorrhaggia, yaitu perdarahan dari rahim, tetapi bukan karena menstruasi dan hal ini merupakan indikasi dari beberapa infeksi
    4.    Neurasthenia, yaitu kondisi yang ditandai oleh kelelahan, sakit kepala, dan mengganggu keseimbangan emosional.
    5.    Trombositopenia, yaitu penurunan jumlah trombosit yang abnormal dalam darah.
    6.    Stomatitis, yaitu suatu peradangan pada lapisan mukosa struktur di dalam mulut, seperti pipi, gusi, lidah, bibir, dan lain-lain.
    7.    Pneumonia, yaitu peradangan yang terjadi di paru-paru karena kongesti virus atau bakteri.
    8.     Abses hati, yaitu jenis infeksi bakteri yang terdapat dalam hati. Hal ini relative jarang terjadi tetapi fatal akibatnya jika tidak ditangani.
    9.    Kelelahan, sakit kepala, dan demam adalah gejala yang sering terjadi. Selain itu pasien juga mengalamihot flashes, rentan terhadap berbagai infeksi, ulkus oral, dan mudah marah




    E.   PEMERIKSAAN PENUNJANG
    Penyakit hematologis sering merupakan gangguan yang menyerang banyak sistem (multisistem) dan berbagai macam pemeriksaan penunjang sering kali diperlukan untuk menentukan luas dan stadium penyakit. Contoh pemeriksaan tersebut antara lain :
    1.    Pemeriksaan sel darah lengkap (CBC)
    2.    B M P (Bone Marrow Puncture)
    BMP adalah sebuah proses pemeriksaan sumsum tulang belakang dengan cara mengambil sedikit sampel massa dari sumsum tulang belakang, biasanya dilkukan untuk pasien yang terindikasi menderita leukimia, untuk diperiksa apakah dalam sumsum tulang tersebut terdapat sel sel kanker atau tidak. Tapi tak hanya sampai disitu, pemeriksaan sampel sumsum tulang juga memeriksa secara teliti baik jumlah maupun komponen komponen yang terdapat didalamnya hingga dapat diketahui dengan lebih akurat jika terdapat kelainan sedikit saja pada struktur penyusun sumsum tulang belakang.
    3.    Pemeriksaan smear darah tepi untuk menunjukkan penurunan yang ditandai atau tidak adanya neutrofil.

    F.    PENATALAKSANAAN
    Beberpa penatalaksanaan pada leukopenia, antara lain:
    1.    Steroid dan vitamin yang diresepkan oleh dokter untuk mengaktifkan sumsum tulang untuk menghasilkan lebih banyak sel darah putih.
    2.    Beberapa terapi seperti terapi sitokin dan kemoterapi digunakan untuk pengobatan leukopenia.

    G.   KOMPLIKASI
    Beberapa komplikasi yang mungkin muncul pada pasien dengan leukopenia, antara lain:
    1.    Leukimia
    3.    Pneumonitis
    4.    TBC
    5.    Influenza
    6.    HIV/AIDS



    BAB III
    ASUHAN KEPERAWATAN

    A.   PENGKAJIAN KEPERAWATAN
    1.    Data Subjektif
    ·         Pasien mengeluh lesu
    ·         Pasien mengeluh lemas
    ·         Pasien mengeluh pusing
    ·         Pasien merasa gelisah
    ·         Pasien mengatakan tidak nafsu makan
    2.    Data Objektif
    ·         Wajah pasien terlihat pucat, bibir berwarna putih
    ·         Pasien terlihat tidak bergairah dan aktivitas menurun
    ·         Wajah pasien meringis kesakitan
    ·         Wajah pasien terlihat cemas
    ·         Pasien terlihat tidak nafsu makan

    B.   ANALISA DATA
    Analisa Data
    Etiologi
    Problem
    DS :
    Pasien mengeluh lemas
    DO :
    Pasien terlihat tidak bergairah dan aktivitas menurun
    Kelemahan tubuh
    Intoleran Aktivitas
    DS :
    Pasien mengatakan mudah sakit
    DO :
    Pasien terlihat sakit influenza
    Leukopenia
    Resiko Infeksi


    C.   DIAGNOSA KEPERAWATAN
    Beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan leukopenia antara lain :
    1.    Kecemasan berhubungan dengan stress
    2.    Kelemahan berhubungan dengan proses penyakit
    3.    Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan tubuh
    4.    Resiko Infeksi berhubungan dengan Leukopenia

    C.   INTERVENSI KEPERAWATAN
    Beberapa intervensi yang muncul dengan beberapa diagnosa di atas :
    Diagnosa Keperawatan
    Tujuan dan Kriteria Hasil
    Intervensi Keperawatan
    Intoleran aktivitas b/d kelemahan fisik
    Tujuan :
    Pasien mengatakan bisa beraktivitas secara normal
    Kriteria Hasil :
    a.    Pernafasan dengan aktivitas : 5
    b.    Saturasi oksigen dengan aktivitas : 5
    c.    Pasien tidak mengeluh sesak : 5
    d.    Tekanan darah dengan aktivitas : 5
    1.    Kolaborasi dengan fisioterapi untuk melakukan program aktivitas
    2.    Anjurkan pasien untuk membantu pasien beraktivitas
    3.    Observasi aktivitas pasien
    4.    Monitor respon fisik terhadap aktifitas.
    5.    Bantu pasien untuk memilih aktivitas sesuai kemampuan fisik
    6.    Kontrol lingkungan agar pasien aman dan nyaman saat beraktivitas
    Resiko Infeksi b/d Leukopenia

    Tujuan :
    Pasien tidak mudah terinfeksi virus dan bakteri
    Kriteria Hasil :
    a.    Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi : 5
    b.    Jumlah leukosit pasien dalam batas normal (4500-11000) : 5
    c.    Status imun pasien dalam keadaan normal : 5
    1. Batasi jumlah pengunjung bila perlu
    2.  Ajarkan pasien dan keluarga mengenai tanda dan gejala infeksi
    3. Ajarkan pasien dan keluarga pencegahan infeksi
    4. Ajarkan pasien cuci tangan yang benar
    5. Instruksikan untuk menggunakan sabun saat mencuci tangan


    D.   IMPLEMENTASIKEPERAWATAN
    Diagnosa Keperawatan
    Implementasi Keperawatan
    Intoleran aktivitas b/d kelemahan fisik
    1.  Berkolaborasi dengan fisioterapi untuk melakukan program aktivitas
    2.  Menganjurkan pasien untuk membantu pasien beraktivitas seperti saat pasien ingin makan atau ke kamar mandi
    3.  Mengobservasi aktivitas pasien
    4.  Memonitor respon fisik terhadap aktifitas.
    5.  Membantu pasien untuk memilih aktivitas sesuai kemampuan fisik, apabila pasien masih lemas bantu pasien untuk mobilisasi di tempat tidur seperti duduk.
    6.  Mengontrol lingkungan agar pasien aman dan nyaman saat beraktivitas
    Resiko Infeksi b/d Leukopenia

    1.    Membatasi jumlah pengunjung bila perlu untuk mencegah penularan infeksi
    2.    Mengajarkan pasien dan keluarga mengenai tanda dan gejala infeksi
    3.    Mengajarkan pasien dan keluarga pencegahan infeksi, dengan mencuci tangan yang baik dan benar
    4.    Mengajarkan pasien cuci tangan yang benar
    5.    Menginstruksikan untuk menggunakan sabun saat mencuci tangan untuk mencegah penularan infeksi ke orang lain.

    E.   EVALUASI KEPERAWATAN
    Diagnosa Keperawatan
    Evaluasi

    S : Pasien tidak mengeluh nyeri
    O :
          TD : 120/80 mmhg
          N  : 80 x/menit
          RR : 20 x/menit
          S : 36°C
    A : Masalah Teratasi
    P : Hentikan Intervensi
    Intoleran aktivitas b/d kelemahan fisik
    S : Pasien bisa beraktivitas dengan normal
    O :
          TD : 120/80 mmhg
          N  : 80 x/menit
          RR : 20 x/menit
          S : 36°C
    A : Masalah Teratasi
    P : Hentikan Intervensi




    BAB IV
    PENUTUP

    A.   KESIMPULAN
    Leukopenia adalah keadaan bila sum-sum tulang memproduksi sangat sedikit sel darah putih, sehingga tubuh tidak terlindung terhadap bakteri dan agen lain yang mungkin masuk menginvasi jaringan. (Guyton and Hall, 2007). Menurut Elizabeth J. Corwin dalam bukunya yang berjudulBuku Saku Patofisiologi Corwin, leukopenia dapat disebabkan berbagai kondisi, termasuk stress berkepanjangan, infeksi virus, penyakit atau kerusakan sum-sum tulang, radiasi atau kemoterapi.
    Indikator yang paling umum dari leukopenia adalah neutropenia (pengurangan jumlah neutrofil dalam leukosit). Jumlah neutrofil juga dapat menjadi indikator yang paling umum dari risiko infeksi. Jika leukopenia ringan, orang tidak akan menunjukkan gejala apapun, hanya dalam kasus yang berat gejala mulai muncul. Penyakit hematologis sering merupakan gangguan yang menyerang banyak sistem (multisistem) dan berbagai macam pemeriksaan penunjang sering kali diperlukan untuk menentukan luas dan stadium penyakit.

    B.   SARAN
    Kita sebagai perawat yang baik harus bisa memahami tentang penyakit leukopenia dan mengetahui tentang asuhan keperawatan pada pasien leukopenia . Agar kita bisa menjadi perawat yang profesional dalam melaksanakan tugas-tugas keperawatan dan upaya profesi yang kita dapatkan bisa menjadi semakin maju dan lebih berkembang terutama ke-profesionalan kerja kita.




    Daftar Pustaka

    Guyton dan Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
    Suddart, & Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
    Herdman, T.H. 2012. NANDA International Nursing Diagnosis : Definition and Classification, 2012-2014. Oxford : Willey-Blackwell
    Herdman, T.H. 2012. NOC Nursing Outcome Classification: Definition and Classification, 2012-2014. Oxford : Willey-Blackwell
    Herdman, T.H. 2012. NIC Nursing Intervention Classification : Definition and Classification, 2012-2014. Oxford : Willey-Blackwell
    Atul Mehta dan Victor Hoffbrand. 2006. At a Glance Hematologi. Edisi 2. Jakarta : Penerbit Erlangga



    1 komentar:

    1. My Top Picks for the Best Ridge Titanium Wallet - iTanium
      The Ridge Titanium titanium bracelet Wallet is an inexpensive way to add funds titanium wok to your bank account. is titanium lighter than aluminum It's a very หารายได้เสริม versatile citizen titanium dive watch wallet that's safe, friendly,

      BalasHapus