• Home
  • Posts RSS
  • Comments RSS
  • Edit
  • Assalamualaikum wr.wb.

    Assalamualaikum wr.wb.

    Minggu, 05 Oktober 2014

    Trimester II

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG
    Bagi banyak wanita, pada trimester 2 inilah banyak terjadi perubahan dalam dirinya. Mual - muntah di pagi hari mulai hilang, rasa malas dan lemas tidak lagi dirasakan. Kesimpulannya, banyak yang merasakan dirinya kembali sehat pada trimester 2 ini.
    Periode ini sering disebut periode sehat (radian health) ibu sudah bebas dari ketidaknyamanan. Selama periode ini wanita sudah mengharapkan bayi. Ibu menyadari bahwa bayinya adalah individu yang terpisah dari dirinya oleh karena itu sekarang ia lebih fokus memperhatikan bayinya. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Sebelum adanya gerakan janin ia berusaha terlihat sebagai ibu yang baik, dan dengan adanya gerakan janin ia menyadari identitasnya sebagai ibu. Hal ini menimbulkan perubahan yang baik seperti kontak sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya, adanya gelar calon ibu baru, ketertarikannya pada kehamilan dan persalinan serta persiapan untuk menjadi peran baru.


    1.2 TUJUAN
         a. Tujuan Umum
    Untuk mengetahui segala perubahan – perubahan yang terjadi pada ibu hamil trimester II, serta masalah dan penanganan apa saja yang dapat dilakukan pada ibu hamil trimester II.
         b. Tujuan Khusus
    ·         Untuk mengetahui perubahan pada ibu hamil trimester II
    ·         Untuk mengetahui permasalahan yang muncul pada ibu hamil trimester II
    ·         Untuk mengetahui penanganan masalah  yang muncul pada ibu hamil trimester II



    BAB II
    KONSEP DASAR

    2.1 PERUBAHAN YANG TERJADI PADA IBU HAMIL TRIMESTER II
    Janin pada trimester II ini memiliki panjang dari kepala ke bokong sekitar 65 – 78 mm dan beratnya antara 13 – 20 gram, seukuran buah peach. Memasuki trimester kedua, plasenta sudah berkembang sempurna dan memberikan oksigen, nutrisi, serta membuang produk sisa janin. Plasenta juga memproduksi hormon progesteron dan estrogen untuk menjaga kehamilan. Kelopak mata bayi sudah terbentuk untuk melindungi mata janin selama perkembangan. Janin Ibu dapat memasukkan ibu jarinya ke dalam mulut meskipus refleks menghisap janin belum sempurna. Usus janin sudah berada di dalam rongga perutnya saati ini. Pita suara dan laring janin sudah sempurna terbentuk, namun tentu saja Ibu masih belum bisa mendengar suaranya karenan janin masih belum dapat mengeluarkan suara. Pusat penulangan primer terdapat di semua tulang panjang anggota badan menjelang perkembangan minggu ke-14.
    Sidik jari sebagai indentitas individu sudah terbentuk di jari janin. Perkembangan tubuhnya sudah mulai meningkat seiring perkembangan kepala janin (yang berukuran 1/3 dari seluruh tubuh). Bila janin Ibu perempuan, dia sekarang memiliki hampir 2 juta telur di indung telurnya. Rambut halus yang disebut dengan lanugo akan meliputi seluruh tubuh janin minggu ini.
    Pada trimester 2 inilah banyak terjadi perubahan dalam diri ibu hamil. Mual - muntah di pagi hari mulai hilang, rasa malas dan lemas tidak lagi dirasakan. Kesimpulannya, banyak yang merasakan dirinya kembali sehat pada trimester 2 ini. Napsu makan mulai kembali, bahkan mungkin menjadi lebih banyak dari sebelumnya. Namun ada banyak juga wanita hamil yang pada trimester 2 ini mulai sering merasakan nyeri lambung (sakit mag).
    Walaupun saat ini ukuran janin hanya beberapa centimeter (masih sangat kecil), namun perut ibu mulai bertambah besar. Kelenjar susu pada payudara ibu mulai bekerja untuk produksi susu. Pada trimester inilah, payudara ibu mulai memproduksi cairan kekuningan yang kaya nutrisi untuk bayi, yang disebut dengan kolostrum. Kolostrum akan menjadi makanan pertama begitu bayi lahir hingga beberapa hari setelahnya.
    Sekarang janin sudah mulai bergerak dan menendang, namun ibu belum dapat merasakannya. Ukuran kepala janin yang semula jauh lebih besar dari tubuhnya, sekarang mulai mengecil dan menjadi lebih proporsional. Saat ini janin memiliki rambut tipis dan halus, tumbuh di seluruh tubuhnya yang disebut dengan lanugo. Ginjal janin dan saluran kemih mulai memproduksi air kemih yang kemudian dikeluarkan ke air ketuban. Sel - sel darah merah pun mulai  diproduksi.
    Minggu ke-15, ukuran janin kurang lebih 10-13cm dengan berat sekitar 200 gram. Walaupun kelopak matanya masih menutup, namun ia mulai sensitif terhadap sinar yang dapat tertangkap oleh matanya. Terkadang, dokter kandungan sudah dapat melihat jenis kelamin janin melalui USG saat ibu melakukan kunjungan di minggu ke 15 atau 16 ini.
    Antara minggu ke 16 dan 20, janin mulai dapat mendengar suara dari luar rahim ibunya, bahkan dapat mengenali suara ibunya sendiri. Wajahnya pun sudah dapat melakukan bermacam - macam ekspresi seperti meringis, merengut, tersenyum, dan lain - lain. Kepalanya mulai tumbuh rambut, tengkorak-nya pun mulai mengeras, dan jutaan syaraf kecil pada otaknya mulai memerintahkan otot untuk bergerak. Organ reproduksi-nya mulai terlihat jelas. Di akhir minggu ke 19 atau 20, ibu mulai dapat merasakan tendangan kecil pada dinding rahim.
    Beberapa wanita hamil terlihat lebih cerah dan “bersinar”. Hal ini mungkin disebabkan oleh meningkatnya aliran darah ke wajah ibu. Banyak pula ibu hamil yang pada perut bagian bawahnya timbul garis - garis hitam. Garis - garis hitam ini timbul karena adanya peningkatan pada pigmen kulit atau melanin, yang biasanya akan hilang setelah  melahirkan. Pada beberapa wanita juga akan timbul stretchmark yang biasanya juga akan hilang setelah melahirkan.
    Pada minggu ke-20, panjang janin sekitar 15 - 17cm, dengan berat hampir 1kg. Sistem pencernaannya mulai berfungsi lebih banyak dan memproduksi mekonium. Tubuhnya diselimuti dengan semacam cairan kental berwarna putih yang disebut vernix caseosa, dimana cairan ini berguna untuk melindungi kulitnya dari air ketuban di dalam rahim ibu.
    Untuk melatih sistem pencernaan dan paru - parunya, janin mulai dapat menelan dan “menghirup” air ketuban. Paru - parunya akan memproduksi suatu zat yang disebut surfactant, dimana zat ini akan membuat kantung udara dalam paru - parunya mengembang begitu ia dilahirkan ke dunia.
    Saat ini, kemungkinan besar wajah ibu hamil akan timbul jerawat, karena kulitnya memproduksi minyak lebih banyak. Pada beberapa kasus juga timbul varises pada kaki ibu. Perubahan lain yang dialami ibu hamil saat ini adalah payudara yang semakin membesar, perubahan warna kulit, sakit mag, dan kesulitan buang air besar.
    Minggu 27 adalah minggu terakhir dari trimester kedua. Saat ini, janin telah tumbuh hingga 35cm dengan berat sekitar 1kg. Tubuhnya sudah terlihat seperti bayi yang baru lahir. Jika terpaksa dilahirkan pada masa ini, ia sudah mempunyai kemungkinan untuk hidup walaupun akan menghadapi banyak masalah bersangkutan dengan kesehatannya.

    2.2 Tanda bahaya pada ibu hamil
    a)      Pengertian Tanda Bahaya Pada Ibu Hamil
    Tanda bahaya pada ibu hamil adalah adanya tanda atau gejala yang menunjukkan ibu atau bayi yang dikandungnya dalam keadaan bahaya.

    b)     Tanda bahaya pada ibu hamil
    ·         Ibu tidak mau makan dan muntah terus menerus
    ·         Berat badan ibu hamil tidak naik, sejak kehamilan 4 bulan
    ·         Perdarahan melalui jalan lahir pada kehamilan
    ·         Tekanan darah naik
    ·         Tangan, kaki, wajah bengkak
    ·         Pusing diikuti kejang
    ·         Gerakan janin berkurang
    ·         Kelainan letak janin di dalam rahim
    ·         Ketuban pecah sebelum waktunya
    c)        Pencegahan bahaya pada ibu hamil
    ·         Istirahat yang cukup
    ·         Jalin hubungan dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga
    ·         Makan makanan yang bergizi
    ·         Jaga kebersihan diri
    ·         Perhatikan adanya tanda-tanda infeksi di jalan lahir
    ·         Periksalah kehamilan lebih sering ke petugas kesehatan (dokter, bidan, perawat, kebidanan)
    ·         Rencanakan persalinan ditolong oleh dokter kebidanan, bidan
    ·         Rencanakan penggunaan alat kontrasepsi setelah melahirkan.

    2.3 Masalah dan Pentalaksanaan pada Ibu Hamil Pada Trimester II
    a)    Kram otot
    Penyebab :
    ·         Karena tekanan syaraf pada ekstrimitas bawah oleh uterus yang besar
    ·         Faktor yang memperberat pencapaian sirkulasi perifer kurang
    ·         Penyerapan kalsium oleh janin meningkat sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan tulang dan gigi

    b)   Anemia
    Penyebab         : kekurangan nutrisi, zat besi, folic acid, hemoglobinopati.
    Penanganan     :
    ·         Kolaborasi untuk mendapatkan SF dan vit C                  
    ·         Konsul tentang pemberian diet
    ·         Beri nutrisi yang adekuat
    ·         Istirahat yang cukup

    c)    Perubahan Libido
    Penyebab         : pengaruh antara psikologis, hormonal dan perubahan emosi
    Penanganan     :
    ·         Anjurkan klien dan pasangannya
    ·         Komunikasi yang baik dengan pasangannya
    ·         Kasih sayang, kontak fisik yang dilakukan dialihkan ke kontak psikis.

    d)   Pruritus
    Penyebab         : belum diketahi secara pasti
    Penanganan     :
    ·         Pastikan kuku wanita hamil, pendek dan bersih untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah terjadinya masalah baru
    ·         Oleskan air hangat atau lotion

    e)    Hiperpigmentasi, jerawat
    Fisiologi rangsangan dari hormon mellanosit (dari pituitari anterior) biasanya akan hilang pada masa nifas.
    Penanganan :
    ·         Kuku hendaknya pendek dan bersih
    ·         Ciptakan suasana yang nyaman

    f)    Sakit punggung bagian bawah
    Penyebab         :
    ·         Krvatur dari vertebra umbosakral yang meningkat saat uterus semakin membesar.
    ·         Spasme otot karena tekanan terhadap akar saraf.
    ·         Kadar hormone yang meniongkat, sehingga cartilage di dalam sendi-sendi besar menjadi lembek.
    ·         Keletihan.

    Penanganan     :
    ·         Gunakan bodi mekanik yang baik untuk mengangkat benda
    ·         Hindari sepatu atau hak tinggi.
    ·         Hindari mengangkat beban yang berat.
     Gunakan kasur yang keras untuk tidur dan bantal untuk meluruska punggung.

    g)   Chloasma Gravidarum
    Penyebab         :
    Kecenderungan genetic peningkatan kadar estrogen dan mungkin progesterone dapat merangsang hormone melanogenik
    Pencegahan     :
    ·         Hindari sinar matahari yang berlebih selama masa kehamilan.
    ·         Gunakan bahan pelindungan non alergi
    Terapi farmakologi    : Hindari penggunaan Hirdoqinosis, karena dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya.
    h)   Diarrhea
    Penyebab         : Peningkatan hormone serta adanya efek samping dari infeksi virus.
    Penanganan     :
    ·         Cairan pengganti oral
    ·         Hindari makanan yang berserat tinggi
    ·         Makan sedikit tapi sering untuk memastikan kecukupan gizi.

    i)     Edema Dependen
    Penyebab         :
    ·         Peningkatan kadar yodium dikarenaka pengaruh hormone.
    ·         Peningkatan kadar permeabilitas kapiler.
    ·         Tekanan dari pembesaran uterus pada vena pelvic ketika duduk/vena kava inverior ketika berbaring.
    ·         Kongesti sirkulasi pada ekstrimitas bawah

    Penanganan     :
    ·         Hindari posisi berbaring terlentang
    ·         Hindari posisi berdiri untuk waktu yang lama
    ·         Angkat kaki ketika duduk atau istirahat
    ·         Hindari pemakaian kaos yang ketat/tali/ pita pad kaki
    ·         Lakukan senam secara teratur

    Tanda atau bahaya      :
    ·         Jika muncul pad amuka dan tangan hipertensi
    ·         Biasanya terjadi setelah kehamilan 24 minggu

    j)     Insomnia
    Penyebab         :
    Perasaan gelisah, kawatir ataupun bahagia, serta ketidak nyamanan fisik seperti pembesaran uterus, pembesaran janin, bangun ditengah malam.
    Cara meringankan :
    ·         Gunakan teknik relaksasi
    ·         Mandi air hangat, minum-minuman yang hangat
    ·         Melakukan aktifitas yang tidak menstimulasi sebelum tidur
    Terapi            :
    ·         Gunakan antihistamin
    ·         Hindari obat-obatan tidur
    Tanda dan bahaya     :
    ·         Keletihan yang berlebih
    ·         Tanda-tanda depresi

    k)   Striae Gravidarum
    Penyebab       :
    Timbul karena perubahan hormone atau gabungan dari perubahan hormone dan peregangan
    Cara meringankan :
    ·         Gunakan emollient topical jika ada indikasinya
    ·         Gunakan pakaian yang menopang payudarah dan abdomen

    l)     Tahi lalat bertambah ( angioma ) dileher dada dan wajah.
    Fisiologi :
    ·         Dilatasi arteriole akibat peningkatan estrogen.
    ·         Menghilang perlahan selama laktasi.
    ·         Jarang sembuh sempurna.

    m)  Telapak tangan merah ( eritema palmaris ) 50%ibu hamil.
    Fisiologi    : Bias karena hiper estrogen atau genetic.
    Intervensi  : Menghilang seminggu post partum.

    n)   Palpitasi
    Fisiologi    : Tidak diketahui sebanya , jangan sampai terdapat gangguan jantung.
    Intervensi  : Lapor petugas kesehatan bila ada tanda dekompensasi jantung.

    o)   Hipotensi baring ( syndrome venacava ) dan bradikardia.
    Fisiologi    :
    Dirangsang timbulnya oleh penekanan rahim pada venacava inferior ketika berbaring. Ini dapat menganggu aliran darah ke uterus, plasenta dan ginjal.
    Intervansi  : Berbaring miring posisi semi fowler dengan l;utut sedikit fleksi

    p)   Sering pingsan( sinkope) biasanya selama kehamilan
    Fisiologi        :
    Gangguan vasomotor/ hormonal. Bila terjadi pada sebelum kehamilan mungkin akibat bendungan vena pada tungkai.
    Intervensi      :
    ·         Latihan fisik ringan.
    ·         Nafas dalam.
    ·         Bangun dari tidur perlahan – lahan.
    ·         Suhu kamar diatur sejuk.
    ·         Hindari lapar dengan cara makan porsi kecil – sering.
    ·         Pakaian elastis.
    ·         Duduk seperlunya saja.
    ·         Kalau gejala bertambah periksakan ke dokter.

    q)   Perasaan terbakar pada dada, seringkali regurgitasi.
    Fisiologi           :
    Progesteron memperlambat gerakan usus dan pencernaan, peristaltic berlawanan, sfinkter lambung berelaksasi juga akibat lambung tertekan rahim.
    Intervensi        :
    ·         Hindari makanan yang mengandung gas, dan berlemak.
    ·         Minum tea herbal.
    ·         Kunyah permen, kalau perlu beri antasida diantara waktu makan. Bila gejala menetap periksakan.

    r)     Sembelit
    Fisiologi           :
    Gerakan saluran pencernaan melambat, oleh progesterone, mengakibatkan peningkatan absorpsi air, usus tertekan oleh uterus, juga sering kali akibat minum suplemen zat besi.
    Intervensi        :
    Meminum air 16 gelas perhari, latihan fisik ringan, BAB teratur, senam relaksasi, napas dalam, jangan menggunkan obat pencahar dan sejenisnya tanpa konsultasi.

    s)    Flatulensi
    Fisiologi    :
    Berkurangnya peristaltic usus sehingga bakteri yang ada menghasilkan gas, di tambah udara yang tertelan.
    Intervensi  :
    Kunyah makanan perlahan-lahan dan seksama, hindari makanan yang menimbulkan gas, dan berlemak, hindari makan banyak, latihan fisik dan BAB teratur.

    t)     Vareises, tungkai nyeri bisa sampai vulva dan hemorrhoid
    Fisiologi    :
    Predisposisi herediter, dinding otot polos vena melebar, akibat hormonal, pembesaran uterus dan gravitasi sehingga menekan vena-vena.
    Intervensi  :
    Hindari kegemukan, berdiri atau duduk lama, baju ketat, sembelit. Latihan fisik ringan, istirahat dengan kaki lebih tinggi, pakai stoking, evakuasi pembekuan darah bila ada hemoroid. Mandi air hangat.

    u)   Sakit kepala, sampai minggu ke-26 kehamilan
    Fisiologi    :
    Gangguan emosi : sering migain, mata lelah, gangguan faskuler dan kongesti/ sumbatan sinus akibat pengaruh hormon.
    Intervensi : Relaksasi, konsul untuk mengontrol hipertensi.

    v)   Kesemutan pada ujung jari ( jarang )
    Fisiologi           : Penekanan pada pleksus brakhialis.
    Intervensi        : Atur sikap tubuh yang baik




    BAB III
    ASUHAN KEPERAWATAN

    a.       Pengkajian Maternal
    1.      Identitas pasien (nama, usia, jenis kelamin, alamat, agama dan status perkawinan)
    2.      Jadwal dan peristiwa yang terjadi selama kunjungan
    3.      Pengkajian berulang tentang daftar trimester kedua, seperti :
    b.      Pemeriksaan fisik
    Evaluasi ulang bersifat kontinu. Setiap wanita memperlihatkan reaksi yang berbeda terhadap kehamilan. Pada setiap kunjungan yang harus diperhatikan, yaitu :
    1)      Temperatur
    2)      Nadi
    3)      Pernapasan
    4)      Tekanan darah (lengan kanan, posisi duduk) diukur
    5)      Berat badan dan penetapan apakah peningkatan (atau penurunan) berat sesuai dengan rencana peningkatan berat secara keseluruhan dievaluasi
    6)      Adanya edema serta derajatnya dicatat
    Temuan ini mencerminkan status adaptasi maternal. Tekanan darah penting dalam analisis faktor-resiko pada semua ibu hamil. Tekanan darah dievaluasi berdasarkan nilai absolut dan lama gestasi serta diintrepertasikan dengan mempertimbangkan faktor-faktor modifikasi. Hipertensi akibat kehamilan (pregnancy-induced hypertension [PIH]) da sindrom HELLP (hemolisis, peningkatan enzim hati, hitung trombosis rendah) merupakan komplikasi serius kehamilan dan dapat berakibat fatal.
    Nilai absolut tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥90 mmHg berarti hipertensi. Peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 30 mmHg dari nilai dasar dan peningkatan ≥ 15 mmHg untuk tekanan darah diastolik juga signifikan tanpa memperhatikan apakah nilai absolut < 140/90.
    Mean arterial presure (MAP) mencapai titik terendah pada trimester kedua, yakni pada sekitar minggu ke-22, kemudian secara perlahan meningkat sampai kehamilan mencapai aterm. MAP ≥ 90 pada trimester kedua dikaitkan dengan peningkatan insiden PIH pada trimester ketiga.
    Ansietas maternal dapat meningkatkan tekanan darah. Apabila tekanan darah naik, ibu hamil diberi kesempatan untuk istirahat, kemudia pengukuran tekanan darah diulang.
    Tes roll-over dapat dilakukan dengan cara :
    ·         beri wanita posisi miring
    ·         ukur tekanan darah pada lengan atas
    ·         minta wanita berbaring terlentang
    ·         lakukan lagi pengukuran tekanan darah
    ·         tunggu 5 menit dan ukur kembali
    Sigifikansi tes roll ini adalah jika negatif, dari 100 wanita hamil, kemungkinan untuk mengalami preeklamsia < 1. Apabila tes positif, walaupun tekanan darah dalam batas normal dan wanita hamil tidak menunjukkan tanda-tanda retensi cairan, kemungkinan kejadian PIH sekurang-kurangnya 60%. Apabila tes rool positif, tindakan perawatan diri wajib dilakukan di rumah.
    c.       Uji laboratorium
    Uji laboratorium (spesimen urin) diambil dengan cara bersih digunakan untuk mendeteksi glukosa, aseton, dan albumin/protein. Tes glukosa dilakukan antara minggu ke-24 dan ke-28.
    d.      Pengkajian janin
    1)      Tinggi fundus
    2)      Usia gestasi
    3)      Status kesehatan
    e.       Diagnosa keperawatan
    1)      Gangguan cairan tubuh yang berhubungan dengan perubahan anatomi dan fisiologis kehamilan.
    2)      Perubahan dalam pemeliharaan kesehatan yang berhubungan dengan defisit pengetahuan tentang tindakan-tindakan perawatan diri
    ·      Istirahat dan relaksasi
    ·      Higiene personal (pertambahan keringat, kulit yang berminyak, leukore)
    3)      Nyeri berhubungan dengan rasa tidak nyaman selama masa hamil
    4)      Resiko tinggi cedera yang berhubungan dengan
    ·      Tidak memakai alat pengaman dan sandaran kepala di dalam mobil
    ·      Pemajanan terhadap bahan kimi yang  berbahaya
    5)      Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan
    ·      Pemahaman yang kurang tentang perubahan pada trimester kedua
    ·      Perubahan hubungan seksual atau dukungan perkawinan
    6)      Ansietas yang berhubungan dengan
    ·      Rasa tidak nyaman selama masa hamil
    ·      Perubahan dinamika keluarga
    ·      Kesejahteraan janin
    f.       Intervensi Keprawatan

    No
    Diagnosa Keperawatan
    Tujuan & Kriteria Hasil
    Intervensi
    1
    Defisit volume cairan berhubungan dengan perubahan anatomi dan fisiologis kehamilan
    Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama….. defisit volume cairan teratasi dengan kriteria hasil:
    v Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal,
    v Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
    v Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan
    v Orientasi terhadap waktu dan tempat baik
    v Jumlah dan irama pernapasan dalam batas normal
    v Elektrolit, Hb, Hmt dalam batas normal
    v pH urin dalam batas normal
    v Intake oral dan intravena adekuat

    ·         Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
    ·         Observasi status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika diperlukan
    ·         Observasi hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan (BUN , Hmt , osmolalitas urin, albumin, total protein )
    ·         Observasi vital sign setiap 15menit – 1 jam
    ·         Monitor status nutrisi
    ·         Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian cairan IV
    ·         Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul meburuk
    ·         Atur kemungkinan tranfusi
    ·         Monitor intake dan urin output setiap 8 jam

    2
    Defisit perawatan diri berhubungan dengan defisit pengetahuan tentang tindakan-tindakan perawatan diri

    Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …. Defisit perawatan diri teratas dengan kriteria hasil:
    v Klien terbebas dari bau badan
    v Menyatakan kenyamanan terhadap kemampuan untuk melakukan ADLs
    v Dapat melakukan ADLS dengan bantuan

    §  Observasi kemempuan klien untuk perawatan diri yang mandiri.
    §  Obeservasi kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting dan makan.
    §  Sediakan bantuan sampai klien mampu secara utuh untuk melakukan self-care.
    §  Motivasi dan dukung klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang normal sesuai kemampuan yang dimiliki.
    §  Dorong untuk melakukan secara mandiri, tapi beri bantuan ketika klien tidak mampu melakukannya.
    §  Pertimbangkan usia klien jika mendorong pelaksanaan aktivitas sehari-hari.
    §  Kaji ulang perawatan diri pasien

    3
    Nyeri akut berhubungan dengan
    Setelah dilakukan tinfakan keperawatan selama …. Pasien tidak mengalami nyeri, dengan kriteria hasil:
    ·  Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
    ·  Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
    ·  Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
    ·  Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
    ·  Tanda vital dalam rentang normal
    ·  Tidak mengalami gangguan tidur



    §    Obeservasi pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
    §    Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali
    §    Tingkatkan istirahat
    §    Beri lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
    §    Kurangi faktor presipitasi nyeri
    §    Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dala, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin
    §    Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri
    4
    Resiko cedera berhubungan dengan
    Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…. Klien tidak mengalami injury dengan kriterian hasil:
    v Klien terbebas dari cedera
    v Klien mampu menjelaskan cara/metode untukmencegah injury/cedera
    v Klien mampu menjelaskan factor risiko dari lingkungan/perilaku personal
    v Mampumemodifikasi gaya hidup untukmencegah injury
    v Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
    v Mampu mengenali perubahan status kesehatan
    § Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
    § Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif  pasien dan riwayat penyakit terdahulu pasien
    § Menghindarkan lingkungan yang berbahaya (misalnya memindahkan perabotan)
    § Membatasi pengunjung
    § Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien.
    § Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau pengunjung adanya perubahan status kesehatan dan penyebab penyakit.



    5
    Ansietas berhubungan dengan
    Setelah dilakukan asuhan selama ……………klien kecemasan teratasi dgn kriteria hasil:
    v  Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
    v  Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas
    v  Vital sign dalam batas normal
    v  Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan

    ·         Gunakan pendekatan yang menenangkan
    ·         Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
    ·         Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
    ·         Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
    ·         Libatkan keluarga untuk mendampingi klien
    ·         Ajarkan teknik non farmakologi pada pasien (tehnik relaksasi)
    ·         Dengarkan dengan penuh perhatian
    ·         Identifikasi tingkat kecemasan
    ·         Motivasi pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
    ·         Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian pemberian obat anti cemas

      



    BAB IV
    PENUTUP
    3.1 Kesimpulan
    Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ibu hamil trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena kehamilannya. Walaupun demikian diperlukan asuhan keperawatan secara tepat oleh seorang perawat kepada ibu hamil yang sedang memeriksakan kehamilannya untuk mengantisipasi dan mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
    3.2 Saran
    1.      Diharapkan perawat mampu memberikan asuhan keperawatan secara tepat pada ibu hamil trimester kedua.
    2.      Diharapkan perawat mampu membedakan antara ketidaknyamanan normal dengan tanda-tanda bahaya yang dapat menganggu ibu hamil pada trimester kedua.



    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar