• Home
  • Posts RSS
  • Comments RSS
  • Edit
  • Assalamualaikum wr.wb.

    Assalamualaikum wr.wb.

    Kamis, 02 Oktober 2014

    Retardasi Mental

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1  LATAR BELAKANG
          Retardasi mental merupakan masalah dunia dengan implikasi yang besar terutama bagi Negara berkembang. Diperkirakan angka kejadian retardasi mental berat sekitar 0,3% dari seluruh populasi dan hampir 3% mempunyai IQ dibawah 70. Sebagai sumber daya manusia tentunya mereka tidak bias dimanfaatkan karena 0,1% dari anak-anak ini memerlukan perawatan, bimbingan serta pengawasan sepanjang hidupnya.
          Prevalensi retardasi mental sekitar 1 % dalam satu populasi. Di indonesia 1-3 persen penduduknya menderita kelainan ini. Insidennya sulit di ketahui karena retardasi metal kadang-kadang tidak dikenali sampai anak-anak usia pertengahan dimana retardasinya masih dalam taraf ringan. Insiden tertinggi pada masa anak sekolah dengan puncak umur 10 sampai 14 tahun. Retardasi mental mengenai 1,5 kali lebih banyak pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan.
          Sehingga retardasi mental masih merupakan dilema, sumber kecemasan bagi keluarga dan masyarakat. Demikian pula dengan diagnosis, pengobatan dan pencegahannya masih merupakan masalah yang tidak kecil.


    1.2  RUMUSAN MASALAH
    1.      Bagaimana pengkajian pada pasien dengan kasus Retardasi Mental?
    2.      Bagaimana analisa data yang ditemukan pada pasien dengan kasus Retardasi Mental?
    3.      Diagnosa apa saja yang ditemukan pada pasien dengan kasus Retardasi Mental?
    4.      Bagaimana intervensi keperawatan pada pasien dengan kasus Retardasi Mental?
    5.      Bagaimana implementasi keperawatan pada pasien dengan kasus Retardasi Mental?
    6.      Bagaimana evaluasi yang didapatkan pada pasien dengan kasus Retardasi Mental?



    1.3  TUJUAN
    1.      Tujuan Umum
          Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Retardasi Mental.


    2.      Tujuan Khusus

    a.       Mahasiswa dapat megetahui pengkajian pada pasien dengan kasus Retardasi Mental
    b.      Mahasiswa dapat memahami Analisa Data yang ditemukan pada pasien dengan kasus Retardasi Mental
    c.       Mahasiswa dapat mengetahui Diagnosa apa saja yang ditemukan pada pasien dengan kasus Retardasi Mental
    d.      Mahasiswa dapat mengetahui Intervensi Keperawatan pada pasien dengan kasus Retardasi Mental
    e.       Mahasiswa dapat mengetahui Implementasi Keperawatan pada pasien dengan kasus Retardasi Mental
    f.       Mahasiswa dapat memahami Evaluasi yang didapatkan pada pasien dengan kasus Retardasi Mental


    BAB II
    TINJAUAN TEORI

    2.1 Definisi
                Retardasi mental adalah gangguan yang telah tampak sejak masa anak-anak dalam bentuk fungsi intelektual dan adaptif yang secara signifikan berada dibawah rata-rata (Luckasson,1992, dalam Durand 2007)
    Retardasi Mental adalah keadaan yang penting secara klinis maupun social. Kelainan ini ditandai oleh keterbatasan kemampuan yang diakibatkan oleh gangguan yang bermakna dalam intelegensi terukur dan perilaku penyesuaian diri (adaptif). Retardasi mental juga mencakup status social, hal ini dapat lebih menyebabkan kecacatan daripada cacat khusus sendiri.  (ilmu kesehatan normal, Nelson 2004)
    Retardasi mental adalah suatu kondisi yang ditandai oleh inteligensi yang rendah yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal (soetjiningsih, 1994). Keterbelakangan mental menerangkan keadaan fungsi intelektual umum yang abnormal yang di mulai saat masa perkembangan individu dan berhubungan dengan terbatasnya kemampuan belajar maupun penyesuaian diri proses pendewasaan individu tersebut atau kedua-duanya (Nelson, 2000).
    Menurut American Association on Mental Retardation (AAMR) 1992 Retardasi mental yaitu : Kelemahan atau ketidakmampuan kognitif muncul pada masa kanak-kanak (sebelum 18 tahun) ditandai dengan fase kecerdasan dibawah normal ( IQ 70-75 atau kurang), dan disertai keterbatasan lain pada sedikitnya dua area berikut : berbicara dan berbahasa; keterampilan merawat diri, ADL; keterampilan sosial; penggunaan sarana masyarakat; kesehatan dan keamanan; akademik fungsional; bekerja dan rileks, dan lain-lain.
     Dari beberapa definisi diatas, yang memiliki definisi yang hampir sama, kami cenderung menyepakati definisi yang diungkapkan oleh American Assosiation on Mental Retardation (AAMR) yang mengungkapkan bahwa Retardasi mental yaitu : Kelemahan/ketidakmampuan kognitif muncul pada masa kanak-kanak (sebelum 18 tahun) ditandai dengan fase kecerdasan dibawah normal ( IQ 70-75 atau kurang), dan disertai keterbatasan lain. Berikut ini adalah klasifikasi retardasi mental dilihat dari tingkat ringan, sedang, dan berat :
    1.      RM ringan (IQ 55-70) : mulai tampak gejalanya pada usia sekolah dasar, misalnya sering tidak naik kelas, selalu memerlukan bantuan untuk mengerjakan pekerjaan rumah atau mengerjakan hal-hal yang berkaitan pekerjaan rumah atau mengerjakan hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan pribadi. 80 % dari anak RM termasuk pada golongan ini. Dapat menempuh pendidikan Sekolah Dasar kelas VI hingga tamat SMA. Ciri-cirinya tampak lamban dan membutuhkan bantuan tentang masalah kehidupannya.
    2.      RM Sedang (IQ 40-55) : sudah tampak sejak anak masih kecil dengan adanya keterlambatan dalam perkembangan, misalnya perkembangan wicara atau perkembangan fisik lainnya. Anak ini hanya mampu dilatih untuk merawat dirinya sendiri, pada umumnya tidak mampu menyelesaikan pendidikan dasarnya, angka kejadian sekitar 12% dari seluruh kasus RM. Anak pada golongan ini membutuhkan pelayanan pendidikan yang khusus dan dukungan pelayanan.
    3.      RM Berat (IQ 25-40) : sudah tampak sejak lahir, yaitu perkembangan motorik yang buruk dan kemampuan bicara yang sangat minim, anak ini hanya mampu untuk dilatih belajar bicara dan keterampilan untuk pemeliharaan tubuh dasar, angka kejadian 8% dari seluruh RM. Memiliki lebih dari 1 gangguan organik yang menyebabkan keterlambatannya, memerlukan supervisi yang ketat dan pelayanan khusus.
    4.      RM Sangat Berat (IQ < 25) : sudah tampak sejak lahir yaitu gangguan kognitif, motorik, dan komunikasi yang pervasif. Mengalami gangguan fungsi motorik dan sensorik sejak awal masa kanak-kanak, individu pada tahap ini memerlukan latihan yang ekstensif untuk melakukan “self care” yang sangat mendasar seperti makan, BAB, BAK. Selain itu memerlukan supervisi total dan perawatan sepanjang hidupnya, karena pada tahap ini pasien benar-benar tidak mampu mengurus dirinya sendiri."

     2.2 Etiologi
     Adanya disfungsi otak merupakan dasar dari Retardasi Mental. Untuk mengetahui adanya Retardasi mental perlu anamnesis yang baik, pemeriksaan fisik dan laboratorium. Penyebab dari Retardasi mental sangat komplek dan multi faktorial. Walaupun begitu terdapat beberapa faktor yang potensial berperan dalam terjadinya retardasi mental seperti yang dinyatakan oleh Taft LT (1983) dan Shonkolff JP (1992) dibawah ini. (dr.soetjiningsih,Sp.A (K).1995.Tumbuh Kembang Anak)
    1.      Non Organik
    ·         Kemiskinan dan keluarga yang idak hmonis
    ·         Faktor sosiokultural
    ·         Interaksi anak-pengasuh yng tidak baik
    ·         Penelantaran anak
    2.      Organik
    a.       Faktor prakonsepsi
    · Abnormalitas single gene (penyakit-penyakit metabolik, kelainan neurocutaneos,dll)
    ·       Kelainan kromosom (x-linked,trnslokasi,fragile-x)-Sindrom polygenic familial
    b.      Faktor pranatal
    ·         Gangguan pertumbuhan otak trimester 1 :
    ü  Kelainan kromosom
    ü  Infeksi intrauteri
    ü  Zat-zat teratogen
    ü  Disfungsi plasenta
    ü  Kelainan kongenital dari otak
    ·         Gangguan pertumbuhan otak trimester 2 dan 3 :
    ü  Infeksi intrauterin, misalnya : tourch, HIV
    ü  Zat-zat teratogen (alkohol, kokain dan logam berat)
    ü  Ibu : DM, PKU
    ü  Tokesemia gravidarum
    ü  Disfungsi plasenta
    ü  Ibu malnutrisi
    c.       Faktor prenatal
    ·         Sangat prematur
    ·         Asfiksia neonatorum
    ·         Trauma lahir : perdarahan inrakranial
    ·         Meningitis
    ·         Kelainan metabolik : hipoglikemia, hiperbilirubinemia
    d.      Faktor postnatal
    ·         Trauma berat pada kepala/ susunan saraf pusat
    ·         Neurotoksin, misalnya : logam berat
    ·         CVA
    ·         Anoksia, misalnya : tenggelam
    ·         Metabolik :
    ü  Gizi buruk
    ü  Kelainan hormonal , misalnya hipotiroid
    ü  Aminoasiduria
    ü  Kelainan metaolik karbohidrat
    ü  Polisakaridosis
    ü  Cerebral lipidosis dengan hematomegali
    ü  Penyakit degeneratif atau metabolik lainnya
    ·         Infeksi :
    ü  Meningitis dan ensefalitis
    ü  Subakut sklerosing panesefalit

    2.3  Manifestasi klinis
    Penjelasan di atas jelas menunjukkan tingkat ketergantungan anak retardasi mental lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang pertumbuhan dan perkembangannya normal. Anak retardasi mental dapat dikenali dari tanda sebagaiberikut :
    ·       Penampilan fisik tidak seimbang misalnya kepala terlalu kecil atau besar, mulut melongo,mata sipit/mongoloid, badan bungkuk
    ·       Kecerdasan terbatas
    ·       Tidak dapat mengurus diri tanpa bantuan orang lain
    ·       Arah minat sangat terbatas kepada hal-hal yang terbatas dan sederhana saja
    ·       Perkembangan bahasa atau bicara lambat
    ·      Tidak ada atau kurangsekali perhatian terhadap lingkungannya (pandangan kosong) dan perhatian labil, sering berpindah-pindah
    ·       Koordinasi gerakan kurang, gerakan kurang terkendali
    ·       Daya ingatan lemah, emosi sangat miskin dan terbatas, apatis dan acuh
    ·       Sering ngiler atau keluar cairan dari  mulut


    2.5 Pemeriksaan Penunjang
    1. Pemeriksaan kromosom
    2. Pemeriksaanurin, serum atau titer virus
    3. Test diagnostikspt : EEG, CT Scan untuk identifikasi abnormalitas perkembangan jaringan otak, injury jaringanotakatau trauma yang mengakibatkanperubahan.

    2.6 Penatalaksanaan Medis
    1. Pengkajian
    ·         Radiologi;
    ·         Pemerissaan EEG;
    ·         Pemeriksaan scan kepala;
    ·         Laboratorium: SE (serum elektrolit), FL, UL, DL, BUN, LED, serum protein, IgG/M.
    1. Rehabilitasi medis
    2. Program terapi:
    ·         Gizi seimbang;
    ·         AB sesuai dengan infeksi penyerta.

         
    BAB III
    ASUHAN KEPERAWATAN

    3.1  PENGKAJIAN
    Anamnesis
    Identitas meliputi nama (harus lengkap dan jelas), umur perlu dipertanyakan untuk interpretasi tingkt perkembangan anak yang sudah dicapai sesuai dengan umur, jenis kelamin (anak laki-laki lebih sering sakit dibandingkan anak perempuan tetapi belum diketahui secara pasti mengapa demikian).
                Nama orang tua harus diketahui, supaya tidak keliru dengan orang lain. Alamat untuk mempermudah komunikasi, kondisi lingkungan dan komunitas untuk mengetahui epidemologi. Umur, prndidikan, dan pekerjaan untuk pendekatan anamnesis dalam memperoleh data yang akurat, meggambarkan tingkat status sosial dan pola asuh, asah dan assih. Agama dan suku menilai perilaku tentang kesehatan dan penyakit yang berhubungan dengan kebiasaan dan tradisi yang dapat menunjang atau menghambat perilaku sehat.
                Keluhan yang membuat klien dibawa ke rumah sakit karena pertumbuhan dan perkembangan anaknya yang terhambat dari kelompok seusianya.

    Riwayat Penyakit Saat ini
    Biasanya diawali dari pengalaman dan perasaan cemas ibu klien yang melihat pertumbuhan dan perkembangan anaknya yang terlambat dan tidak sesuai dengan kelompok seusianya.
    Riwayat Penyakit Dahulu
    Penyakit seperti rubella, tetanus, dipteri, meningitis, morbili, polio, pertusis, verisea, dan ensifalitis dapat berkaitan atu mempengaruhi petumbuhan dan perkembangan baik secara sentral maupun parenteral.

    Riwayat atenatal  , Natal, Dan Pascanatal
    Antenatal. Kesehatan ibu selama hamil, penyakit yang pernah di dderita serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi penyakitnya, berapa kali perawatan antenatal, kemana serta kebiasaan minum jamu-jamuan dan obat yang pernah diminum serta kebiasaan selama hamil.

    Natal. Tanggal, jam, tempat pertolongan persalinan, siapa yang menolong, cara persalinan ( spontan, ekstrasi vakum, ekstraksi orsep, sectio sesaria, dan gemelli ), presentasi kepala, dan komplikasi atau kelainan kongenital. Keadaan saat lahir dan mordibitas pada hari pertama setelah lahir, masa kehamilan ( cukup, kurang, lebih) bulan.
    Pascanatal. Lama dirawat dirumah sakit, masalah-masalah yang berhubungan dengan gangguan sistem, masalah nutrisi, perubahan berat badan, warna kulit, pola eliminasi, dan respons lainnya. Selama neonatal perlu dikaji adanya afiksia, trauma, dan infeksi.

    Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
    Berat badan, lingkar kepala, lingkar lengan kiri atas, lingkar dada terakhir. Tingkat perkembangan anak yang telah dicapai motorik kasar, motorik halus, kemampuan bersosialisasi, dan kemampuan bahasa.

    Riwayat Kesehatan Keluarga
    Sosial, perkawinan orangtua, kesejahteraan dan ketenteraman, rumah tangga yang harmonis dan pola asuh, asah, dan asih. Ekonomi dan adat istiadat berpengaruh dalam pengelolaan lingkungan internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi perkembangan intelektual dan pengetahuan serta ketrampilan anak. Di samping itu juga berhubungan dengan persediaan dan  bahan pangan, sandang, dan papan.

    Pola Fungsi Kesehatan
    Pola nutrisi. Makanan pokok utama apakah ASI atau PSI pada umur anak tertentu. Jika diberikan PASI ditanyakan jenis, takaran, dan frekuensi pemberian serta makanan tambahan yang diberikan.Adakah makanan yang disukai, alergi ataumasalah makanan lainnya.

    Pola Eliminasi
    Sistem pencernaan dan perkemihan pada anak perlu dikaji  BAB atau BAK ( konsistensi, warna, frekuensi,jumlah serta bau). Bagaimana tingkat toilet training sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

    Pola Aktivitas
    Kegitan dan gerakan yang sudah dicapai anak pada usia sekelompoknyamengalami kemunduran atau percepatan

    Pola Istirahat
    Kebutuhan istirahat setiap hari, adakah gangguan tidur, hal-hal yang menggangu tidur dan yang mempercepat tidur

    Pola Kebersihan Diri
    Bagaimana perawatan pada diri anak, apakah sudah mandiri atau masih ketergantungan sekunder pada orang lain atau orang tua

    Pemeriksaan Fisik
    Keadaan Umum
    Kondisi klien saat dikaji, kesan kesadaran, TTV. Kepala dan lingkar kepala hendaknya diperiksa sampai anak usia 2 tahun dengan pengukuran diameter oksipito-frontalis terbesar. Ubun-ubun normal : besar rata atau sedikit cekung sampai anak usia 18 bulan.
    Mata, reflek mata baik, sklera tidak ikterus, konjungtiva adakah anemis, penurunan penglihatan (visus)
    Telinga, simetris, fungsi pendengaran baik
    Mulut / leher,keadaan faring,tonsil ( adakah pembesaran , hyperemia ), adakah pembesaran kelenjar limfe, lidah dan gigi ( kotor atau tidak , adakah kelainan , bengkak dan gangguan fungsi ). Kelenjar tiroid adakah pembesaran ( gondok ) yang dapat mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangan anak.
    Kulit, keadaan warna, turgor, edema, keringat dan infeksi
    Thoraks, bentuk simetris, gerakan
    Paru, normal vesikular, adakah kelainan pernafasan  ( ronkhi, wheezing )
    Jantung , pembesaran, irama,suara jantung dan bising
    Genitalia, testis, jenis kelamin, apakah labia mayor menutupi labia minor pada perempuan.
    Ekstremitas, reflek fisiologis, reflek patologis, reflek memegang, sensibilitas, tonus, dan motorik.

    Pemeriksaan diagnostik
    Penatalaksananan pada anak retardasi mental meliputi:
    1.      Radiologi
    2.      Pemeriksaan EEG
    3.      Pemeriksaan CT scan
    4.      Thoranks AP / PA
    5.      Laboratorium : SE ( serum elektrolit ), FL, UL, DL, BUN, LED, serum protein, IgG / IgM
    6.      Konsultasi :
    ·         Bidang THT, jaantung, paru.
    ·         Bidang mata
    ·         Rehabilitasi medis
    7.      Program terapi :
    ·         Gizi seimbang
    ·         AB sesuai dengan infeksi penyerta
    A.    Pemeriksaan penunjang
    a.       Pemeriksaan kromosom
    b.      Pemeriksaan urin, serum atau titer virus
    c.       Test diagnostic sepetti : EEG, CT Scan untuk identifikasi abnormalitas perkembangan jaringan otak, injury jaringan otak atau trauma yang mengakibatkan perubahan


    3.2  ANALISA DATA

    DATA
    ETIOLOGI
    PROBLEM
    DS :
    Ibu pasien mengatakan anak sulit mengikuti perintah yang di ucapkan

    DO :
    Setelah dilakukan pemeriksaan anak tidak mampu memahami atau melaksanakan perintah
    Cognitive Limitation
    Deficient Knowledge
    DS :
    Ibu mengatakan anak sulit untuk mengingat informasi dan sulit memahami informasi baru

    DO :
    Setelah dilakukan pemeriksaan di dapatkan anak mengalami kesulitan dalam mengingat dan menerima informasi baru
    Neurological Disturbances
    Impaired Memory
    DS : 
    Ibu mengatakan an. A sulit bersosialisasi
    DO :
    Setelah dilakukan pemeriksaan di dapatkan an.A sulit bersosialisasi

    Risk of Self Esteem

    3.3  DIAGNOSA KEPERAWATAN
    1.      Deficient Knowledge related to Cognitive Limitation
    2.      Impaired Memory related to Neurological Disturbances
    3.      Risk of Self Esteem
    4.  Gangguan tingkat perkembangan ( personal sosial, bahasa, dan kogniif )yang berhubungan dengan atrofi hemisfer kiri ( disfungsi otak ).
    5.    Gangguan aktivitas fisik dan ketergantungan sekunder yang berhubungan disfungsi otak
    6.     Keterbatasan untuk memenuhi kebutuhan sosial , bahasa , bermain dan pendidikan sekunder yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
    7.  Kecemasan orang tua yang berhubungan dengan keadaan pertumbuhan dan perkembangan anak yang terlambat.


    3.4  INTERVENSI KEPERAWATAN


    DIAGNOSA KEPEREWATAN
    TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
    INTERVENSI KEPERAWATAN
    Deficient Knowledge r/t Cognitive Limitation

    Tujuan :
    Diharapkan setelah dilakukan asuhan keperawatan dalam 1x24 jam pasien dapat meningkatkan kemampuan kognitif.

    Kriteria Hasil :
    ·         Pertumbuhan dan Perkembangan normal 5
    ·         Kebiasaan normal 5
    ·         Emosional normal 5
    ·         Psikologi normal 5
    ·         Komunikasi efektif 5
    ·         Melaksanakan perintah dengan baik 5
    ·         Berkomunikasi sesuai dengan situasi 5
    1.      Fasilitasi anak untuk belajar
    2.      Berikan pendidikan pada orang tua
    3.      Berikan bimbingan konseling pada orang tua
    4.      Ajarkan pada anak cara berkomunikasi dengan baik
    5.      Ajarkan pada anak untuk mematuhi perintah

    Impaired Memory r/t Neurological Disturbances

    Tujuan :
    Diharapkan setelah dilakukan asuhan keperawatan dalam 7x24 jam kemampuan berfikirnya meningkat.

    Kriteria Hasil :
    ·         Mengingat informasi dengan baik 5
    ·         Mampu mengingat memori masa lalu 5
    ·         Kemampuan berfikir meningkat 5
    1.      Kaji pengalaman masa lalu pasien
    2.      Ajarkan mengingat dengan tepat
    3.      Menyediakan waktu bagi pasien untuk berkosentrasi
    4.      Bimbing pasien untuk belajar
    5.      Monitor kebiasaan pasien selama terapi
    6.      Monitor perubahan memori dengan terapi
    Risk of Self Esteem

    Tujuan :
    Diharapkan setelah dilakukan asuhan keperawatan dalam 1x24 jam pasien dapat meningkatkan harga dirinya.


    Kriteria Hasil :
    ·         Mampu menerima keterbatasan fisik 5
    ·         Mampu mendeskripsikan dirinya sendiri 5
    ·         Komunikasi terbuka 5
    ·         Percaya diri meningkat 5
    ·         Merasa nyaman dengan orang lain 5
    1.    Mendorong pasien untuk mengidentifikasikan dirinya
    2.    Monitor pendapat pasien tentang harga dirinya
    3.    Menentukan pendapat pasien tentang dirinya
    4.    Bantu pasien untukmenerima keadaaan dirinya
    5.    Bantu pasien untuk meningkatkan harga dirinya
    6.    Bantu pasien untuk mengetahui tentang persepsi dirinya
    7.    Dorong pasien untuk meningkatkan tanggung jawab akan dirinya


    3.5  IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

    DIAGNOSA KEPERAWATAN
    IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
    Deficient Knowledge r/t Cognitive Limitation

    ·           Memfasilitasi anak untuk belajar
    ·           memberikan pendidikan pada orang tua
    ·           memberikan bimbingan konseling pada orang tua
    ·           mengajarkan pada anak cara berkomunikasi dengan baik
    ·           mengajarkan pada anak untuk mematuhi perintah (dimulai dengan perintah – perintah yang sederhana)

    Impaired Memory r/t Neurological Disturbances

    ·         mengkaji pengalaman masa lalu pasien
    ·         mengajarkan mengingat dengan tepat (dengan gambar,membuat list atau beberapa informasi yang berkaitan)
    ·         Menyediakan waktu bagi pasien untuk berkosentrasi
    ·         membimbing pasien untuk belajar
    ·         memonitor kebiasaan pasien selama terapi
    ·         memonitor perubahan memori dengan terapi
    Risk of Self Esteem

    ·      Mendorong pasien untuk mengidentifikasikan dirinya
    ·      memonitor pendapat pasien tentang harga dirinya
    ·      Menentukan pendapat pasien tentang dirinya
    ·      membantu pasien untukmenerima keadaaan dirinya
    ·      membantu pasien untuk meningkatkan harga dirinya
    ·      membantu pasien untuk mengetahui tentang persepsi dirinya
    ·      mendorong pasien untuk meningkatkan tanggung jawab akan dirinya

    3.6  EVALUASI
    DIAGNOSA KEPERAWATAN
    EVALUASI
    Deficient Knowledge r/t Cognitive Limitation

    S : Pasien mengatakan  
    O:
    A: Masalah teratasi
    P: Intervensi dihentikan
    Impaired Memory r/t Neurological Disturbances

    S: Pasien mengatakan mulai bisa mengingat dengan baik
    O: Pasien terlihat bercerita tentang masa lalunya, dan mulai dapat menerima informasi dengan baik
    A: Masalah Teratasi
    P: Intervensi dihentikan
    Risk of Self Esteem

    S: Pasien mengatakan mulai percaya diri
    O: Pasien terlihat percaya diri berkomunikasi dengan orang lain
    A: masalah teratasi
    P: Intervensi dihentikan 


    BAB IV
    PENUTUP

    4.1  KESIMPULAN

               Retardasi mental dapat didefinisikan sebagai keterbatasan dalam kecerdasan yang mengganggu adaptasi normal terhadap lingkungan.
               Retardasi mental menurut penyebabnya, yaitu akibat infeksi, ruda paksa, gangguan metabolisme, penyakit otak post natal, gangguan gizi yang berat dan berlangsung lama sebelum umur 4 tahun, pengaruh penyakit pra natal yang tidak jelas, kelainan kromosom, prematuritas, gangguan jiwa berat, deprifasi psikososial.

    4.2  SARAN

    Kita sebagai perawat yang baik harus bisa memahami tentang penyakit Retardasi Mental dan mengetahui tentang asuhan keperawatan pada pasien Retardasi Mental yang benar, agar kita bisa menjadi perawat yang profesional dalam melaksanakan tugas-tugas keperawatan dan upaya profesi yang kita dapatkan bisa menjadi semakin maju dan lebih berkembang terutama ke-profesionalan kerja kita.












    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar